Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Selasa melemah di tengah penguatan dolar AS yang ditopang laporan indeks manufaktur Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan untuk April 2023.

Rupiah pada Selasa ditutup menurun 40 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp14.714 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.674 per dolar AS.

"PMI manufakturnya naik menjadi 47,1 bulan lalu, memantul dari 46,3 pada bulan Maret, yang merupakan pembacaan terendah sejak Mei 2020," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam hasil kajiannya di Jakarta, Selasa.

Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS meningkat menjadi 47,1 pada April dari 46,3 pada Maret, mengalahkan konsensus perkiraan pasar 46,8, menurut rilis Institute for Supply Management (ISM) pada Senin waktu setempat.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga melonjak 14,99 basis poin pada Senin waktu setempat sehingga memberikan dukungan kepada dolar AS.

Selain itu, Ibrahim menuturkan belanja konstruksi AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Maret, menawarkan beberapa tanda stabilisasi ekonomi menjelang pembuat kebijakan Fed mulai mempertimbangkan kebijakan moneter dalam pertemuan dua hari terakhir.

Bank Sentral AS atau Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu (3/5/2023) ketika para pedagang menunggu petunjuk tentang langkah kebijakan moneter selanjutnya.

Rupiah pada Selasa pagi dibuka menguat ke posisi Rp14.659 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.651 per dolar AS hingga Rp14.716 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun ke posisi Rp14.703 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.661 per dolar AS.

Baca juga: Yen turun tajam, dolar Aussie melonjak karena RBA naikkan suku bunga
Baca juga: Dolar menguat ditopang indeks manufaktur lebih baik dari perkiraan
Baca juga: Rubel melemah karena pasar Rusia pertimbangkan prospek suku bunga

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023