Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. K.H. Haedar Nashir menyebut ada dua permasalahan kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia, diantara kurangnya dokter spesialis.

"Pertama adalah kurangnya dokter spesialis, sehingga dalam hal ini membutuhkan terobosan dan akselerasi birokrasi agar mampu menyelesaikan krisis dokter spesialis," kata Haedar Nashir saat meresmikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Selasa.

Masalah kedua adalah persoalan kesehatan komunitas. Haedar menyebut, problem kesehatan komunitas perlu menghadirkan program-program yang berfokus pada kesehatan komunitas.

Menurutnya, Muhammadiyah kuat di bidang kesehatan komunitas karena memiliki instrumen yang lengkap, tidak hanya memiliki rumah sakit dan klinik tetapi juga struktur organisasi dari pusat sampai tingkat bawah.

Baca juga: Kemenkes dan Muhammadiyah jalin kemitraan di bidang kesehatan

Baca juga: Muhammadiyah fokus pada layanan kesehatan-logistik di masa darurat


"Kekuatan ini bila dimanfaatkan akan mampu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat seperti stunting, TB dan penyakit lainnya," katanya.

Untuk itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian terkait untuk terus mendorong akselerasi pendirian Prodi Kedokteran khususnya program spesialisasi di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA).

"Harapan kami agar anak terbaik bangsa ini bisa belajar menjadi dokter gigi yang terbaik. Memang awalnya masih terbatas ya, ada 25 maka pendaftar harus berkompetisi. Nanti harus belajar berkompetisi secara fair. Jadi monggo jadi mahasiswa fakultas kedokteran gigi di UM Surabaya," kata dia.*

Baca juga: Tim akreditasi internasional siap uji FKIK Unismuh Makassar

Baca juga: Gerakkan penddikan-kesehatan di Gorontalo, Muhammadiyah diapresiasi

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023