Meski produksi beras masih mengalami surplus di masa panen raya ini, angka surplus menurun dibanding periode tahun sebelumnya berdasarkan pantauan kami
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan perbandingan peningkatan produksi beras dengan konsumsi menjadi salah satu faktor penyebab makanan pokok tersebut masih menyumbang inflasi Indonesia.

"Meski produksi beras masih mengalami surplus di masa panen raya ini, angka surplus menurun dibanding periode tahun sebelumnya berdasarkan pantauan kami," ungkap Margo dalam konferensi pers Perkembangan Indeks Harga Konsumen April 2023 di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan beras masih menjadi salah satu penyumbang utama inflasi pada April 2023, baik secara bulanan (month-to-month/mtm) dengan andil 0,02 persen maupun secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan andil 0,37 persen.

Selain perbandingan peningkatan produksi beras dengan konsumsi, ia menambahkan aspek distribusi turut menjadi penyebab beras masih menjadi penyumbang inflasi nasional. Dengan begitu meski panen sudah terjadi di beberapa titik, distribusi yang terkendala tetap menjadi tantangan.

Secara bulanan, terdapat lima kota dengan inflasi beras tertinggi di Tanah Air, yakni Timika sebesar 7,3 persen (mtm), Palangkaraya 3,68 persen (mtm), Watampone 3,66 persen (mtm), Mataram 0,98 persen (mtm), serta Bekasi 2,38 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi beras tertinggi terjadi di Luwuk 43,29 persen, Palangkaraya 38,72 persen, Banjarmasin 32,54 persen, Palu 25,63 persen, dan Palopo 23,4 persen.

Margo menuturkan inflasi beras menyebabkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,34 persen (mtm) dan 4,58 persen (yoy).

Selain beras, terdapat komoditas lainnya di kelompok tersebut yang menyumbang andil inflasi terbesar secara bulanan seperti daging ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen, telur ayam ras, ikan segar, jeruk, tomat, ayam hidup, bawang putih, pepaya, dan rokok putih masing-masing sebesar 0,01 persen.

Secara tahunan, komoditas lainnya di kelompok tersebut selain beras yang menyumbang andil inflasi terbesar yakni rokok kretek filter sebesar 0,21 persen, telur ayam ras sebesar 0,1 persen, ikan segar sebesar 0,08 persen, rokok putih sebesar 0,07 persen, rokok kretek sebesar 0,05 persen, dan bawang merah sebesar 0,04 persen.


Baca juga: RI bahas penguatan sistem cadangan beras regional di APTERR
Baca juga: Gerakan penganekaragaman pangan kurangi ketergantungan pada beras
Baca juga: BPS: Inflasi tahunan April 4,33 persen didominasi komoditas bensin

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023