Bogor, (ANTARA News) - Kompetensi kepakaran ilmuwan Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mendapatkan pengakuan dengan digandengnya perguruan tinggi ilmu pertanian tropika terbesar di Asia Tenggara itu oleh PT Seaworld Indonesia untuk menyelamatkan Dugong dugon atau ikan duyung yang hampir punah. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, Dr drh, Heru Setijanto di Bogor, Senin (5/6) menjelaskan, untuk ikhtiar tersebut telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Rektor IPB, Prof Dr Ir Ahmad Ansori Mattjik, MSc dan Direktur Utama (Dirut) PT Seaworld Indonesia, Yongki Efrijanto Salim, akhir pekan lalu di Jakarta. MoU tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Piagam Perjanjian Kerjasama antara Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Dr drh H Heru Setijanto dengan Dirut PT Seaworld Indonesia, yang merupakan implementasi dari MoU. Ia menjelaskan, secara umum isi kerjasama itu mencakup bidang pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat. "Kerjasama ini akan mempermudah dan membuka kesempatan bagi kedua belah pihak untuk saling membagi sumberdaya masing-masing demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang kedokteran hewan dan ilmu kelautan pada umumnya," katanya. Kedua pihak, baik IPB maupun PT Seaworld Indonesia, katanya, selama ini sama-sama peduli untuk melakukan kerjasama, khususnya mengenai penanganan ikan duyung. Menurut Heru Setijanto, "The International Union for the Conservation of Nature" (IUCN) mencatat mamalia laut ini sangat dilindungi karena merupakan spesies langka, mudah kena serangan, dan semua populasinya masuk dalam "Apendiks I" kecuali populasi di Australia masuk "Apendiks II". Diungkapkannya bahwa keberadaan dan populasi ikan duyung sampai saat ini semakin menurun. "Dugong hanya memiliki kecepatan maksimum peningkatan populasinya 5 persen per tahun," katanya. Beberapa faktor penyebab lainnya, yaitu aktivitas manusia di pantai dan kejadian penyakit infeksi maupun non-infeksi juga menjadi faktor penting penyebab kematian dan penurunan populasinya. "Melalui piagam kerjasama ini sekaligus kedua belah pihak mencoba menunjukkan kepeduliannya atas kelestarian lingkungan laut terutama keberadaan Dugong paling tidak di Indonesia," katanya. Ia menjelaskan, Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi (AFF) FKH IPB - PT Seaworld Indonesia telah melakukan kegiatan penanganan kesehatan satwa akuatik ikan duyung seperti pemeriksaan rutin jantung (elektrokardiogram, EKG), paru-paru, suhu tubuh hampir setiap minggu, dan untuk pemeriksaan ultrasonografi (USG) dilakukan hampir sebulan sekali. Menurut dia, kerjasama ini merupakan tonggak sejarah dan awal kebangkitan kedokteran serta kesehatan satwa akuatik atau disebut "Marine Medicine" di Indonesia, mengingat sampai saat ini kalangan kedokteran hewan Indonesia masih belum banyak yang memperhatikan penanganan kesehatan satwa akuatik.

Copyright © ANTARA 2006