Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 5,6 melanda wilayah pantai timur Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, pada Rabu pukul 08.23 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa episenter gempa bumi itu berada di laut pada kedalaman 79 km di koordinat 3,38 Lintang Utara dan 126,04 Bujur Timur, sekira 37 km arah timur Kepulauan Sangihe.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Sangihe," katanya.

Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi (menimbulkan) tsunami," katanya.

Daryono menyampaikan bahwa gempa bumi dirasakan di daerah Naha pada skala intensitas III Modified Mercally Intensity (MMI), getarannya dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu.

Selain itu, gempa dirasakan di daerah Talaud dan Sitaro pada skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Menurut pantauan BMKG, hingga pukul 08.34 WIB tidak ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi pukul 08.23 WIB.

Daryono mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal tidak mengalami kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023