Surabaya (ANTARA News) - Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuka kelas internasional mulai tahun ajaran 2006 sebagai persiapan terencana untuk membuka program "double degree" dengan perguruan tinggi ekonomi dari luar negeri. "Sebagai persiapan di tahun pertama, kami membuka kelas internasional yang merupakan kelas khusus dengan bahasa pengantar sepenuhnya bahasa Inggris," kata dekan FE Unair Surabaya, Drs Ec H Karjadi Mintaroem MS, di Surabaya, Senin. Menurut dia, tekad itu merupakan keinginan lama FE Unair untuk "go international", apalagi sudah ada dua perguruan tinggi kenamaan di China dan Selandia Baru yang "melamar" FE Unair untuk program "double degree" itu. "Tapi, karena masih terlalu dini, kami belum menyebut nama perguruan tinggi dimaksud. Kami tidak ingin setengah-setengah. Program 'double degree' yang dituju adalah program yang sebenarnya dengan kurikulum internasional," katanya. Oleh karena itu, pihaknya harus melakukan perencanaan yang matang dan terprogram serta tidak tergesa-gesa. "Untuk sementara, kurikulumnya masih sama dengan program S-1 reguler. Idealnya, kurikulum juga berubah sesuai dengan perkuliahan di luar negeri. Namun hal itu tidak bisa seketika dan harus bertahap, tapi arahnya nanti tetap ke sana," katanya. Sebagai bagian perencanaan yang disiapkan itu, tidak kurang dari 57 orang dosen FE yang kuliah lagi dengan 35 di antaranya menempuh S3 (doktor) di berbagai perguruan tinggi, baik di Amerika Serikat, Australia, Unair, UI, UGM, dan Unibraw. "Ada sekitar 25 orang menempuh S2, kemudian tahun lalu telah kami kirim pula beberapa dosen FE Unair studi banding proses perkuliahan di beberapa perguruan tinggi di Singapura," kata pemimpin FE Unair sejak tahun 2000. April 2006, katanya, 12 mahasiswa FE yang berprestasi didampingi dua dosen pembimbing juga telah dikirim untuk studi banding ke empat perguruan tinggi di Singapura, seperti Nanyang Technological University (NTU), National University of Singapore (NUS), Singapore Management University/SMU (School of Economics Science & Politics), dan ke South East Asia Studies (ISEAS/sebuah lembaga penelitian). "Kami juga merancang budaya perkuliahan berstandar internasional. Karena itu ke-12 mahasiswa yang studi banding ke Singapura itu diharuskan menularkan/mensosialisasikan pengetahuan, pengalaman, dan pengamatannya saat studi banding di sana," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006