Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Alwi Shihab paparkan tiga hal agar masyarakat sukses dalam membangun literasi beragama untuk meniadakan konflik antarumat beragama di Indonesia.
 
"Pertama adalah kompetensi pribadi, yaitu pengetahuan terhadap agama, nilai luhur, dan bagaimana seharusnya penganut agama bisa mengacu pada prinsip dasar agamanya," kata Alwi dalam acara Islamophobia (anti-Islam) and Antisemit (anti-Yahudi) in The World yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu.
 
Alwi menjelaskan masyarakat harus mengetahui dahulu soal agamanya masing-masing, sehingga ketika berinteraksi dengan umat agama lain masyarakat tahu bagaimana cara nabinya berinteraksi dengan agama lain.

Baca juga: R20 dan momentum jadikan agama sebagai pilar perdamaian dunia
 
Menurutnya, perkembangan Islam banyak terjadi penyimpangan pada akhir-akhir ini seperti adanya ISIS (Negara Islam Iraq Suriah) dan Boko Haram (pemberontak jihad di Nigeria), umat Islam harus menunjukkan bahwa itu bukan ajaran Islam.
 
"Umat Islam harus punya pandangan jelas, begitu juga Kristen harus ada contoh cinta kasih Nabi Isa," ujar mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI tersebut.
 
Kedua, dengan kompetensi komparatif, yakni perbandingan antar-dua kelompok. Dia mengatakan dalam Alquran diajarkan cara untuk mencari titik temu dan tidak boleh mau menang sendiri, tambah dia.
 
Alwi mengatakan Islam menganjurkan untuk berbuat baik kepada siapapun termasuk non-Muslim selama tidak memerangi umat Islam, jika terjadi masalah, maka ada cara menyelesaikannya dengan berdialog secara baik terhadap agama lain. Yang terakhir adalah kompetensi kolaboratif, yaitu dengan berkolaborasi bersama pihak agama lain.

Baca juga: Wamenkumham: Literasi keagamaan lintas budaya cocok untuk Indonesia

Baca juga: Alwi Shihab harap suara Indonesia lebih lantang bela Palestina di PBB
 
"Kalau Tuhan mau dia bisa ciptakan seluruh manusia menjadi satu ras, bangsa, dan agama, tapi tidak semudah itu," kata doktor lulusan Universitas Ainu Syams, Mesir itu.
 
Alwi menjelaskan manusia dibuat berbeda karena Tuhan menginginkan untuk menguji manusia atas apa yang manusia lakukan untuk ajarannya, maka fastabiqul khairat (berlomba-lombalah pada kebaikan).

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023