Lumajang (ANTARA News) - Jalur pendakian Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai diterjang badai.

"Beberapa pendaki yang turun dari Gunung Semeru menyampaikan bahwa kondisi cuaca di jalur pendakian sudah mulai ada badai, hujan deras, dan kabut tebal," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, Senin.

Menurut dia, cuaca buruk tersebut mulai terjadi sejak Minggu (6/1) dan kondisi tersebut disampaikan beberapa pendaki yang turun dari gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

"Sebagian pendaki yang akan naik ke Semeru mendapat informasi tentang adanya badai dari para pendaki yang sudah naik ke Semeru lebih dulu, sehingga mereka bisa mengantisipasi sejak dini," katanya.

Selama musim hujan, jalur pendakian Gunung Semeru rawan terjadi tanah longsor, badai, pohon tumbang, dan angin kencang yang dapat membahayakan para pendaki.

Untuk itu, kata dia, TNBTS meminta para pendaki waspada dan berhati-hati terhadap cuaca buruk di jalur pendakian Semeru selama musim hujan karena dapat membahayakan pendaki yang akan naik ke gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu.

"Kalau kondisi semakin memburuk maka jalur pendakian ke Semeru akan ditutup sementara hingga batas waktu yang ditentukan nantinya, demi keselamatan para pendaki," katanya.

Rute jalur pendakian Semeru yakni Ranu Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo - Oro-oro Ombo - Cemoro Kandang - Jambangan - Sumbermani - Kalimati - Arcopodo - Cemoro Tunggal - Puncak Semeru (Mahameru)

Jalur pendakian Semeru dibatasi hingga pos Kalimati sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sehingga para pendaki dilarang naik ke Mahameru karena berbahaya.

PVMBG menetapkan bahwa status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang masih Waspada (Level II) sejak 2 Mei 2012, sehingga masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas di radius 4 kilometer dari puncak Semeru.
(MSW/R021)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013