The Fed memasuki mode jeda akan sangat mendukung harga minyak.
New York (ANTARA) - Harga minyak global anjlok empat persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang penurunan tajam dari sesi sebelumnya setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dan karena investor resah tentang prospek ekonomi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni jatuh 3,06 dolar AS atau 4,3 persen, menjadi menetap pada 68,60 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencapai terendah sesi 67,95 dolar AS per barel, terendah sejak 24 Maret. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli merosot 2,99 dolar AS atau 4,0 persen, menjadi ditutup pada 72,33 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, penutupan patokan global terendah sejak Desember 2021. Brent mencapai terendah sesi 71,70 dolar AS per barel, terendah sejak 20 Maret.

Baca juga: Minyak lanjutkan kerugian di Asia, investor hadapi kenaikan suku bunga

Sehari sebelumnya, kedua harga acuan merosot 5,0 persen, persentase penurunan harian terbesar sejak awal Januari.

Pada Rabu (3/5/2023) sore, The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin, menekan harga minyak karena para pedagang khawatir pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dapat menekan permintaan energi.

Tetapi The Fed juga mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut, memberikan waktu kepada para pejabat untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini, menunggu penyelesaian kebuntuan politik atas plafon utang AS dan memantau inflasi.

Kekhawatiran sektor perbankan kembali menjadi sorotan pada Senin (1/5/2023) setelah regulator AS menyita First Republic, lembaga besar AS ketiga yang gagal dalam dua bulan terakhir, dengan JPMorgan Chase & Co setuju untuk mengambil 173 miliar dolar AS dari pinjaman bank, 30 miliar dolar AS dari sekuritas dan 92 miliar dolar AS simpanan.

"The Fed memasuki mode jeda akan sangat mendukung harga minyak," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group. "Pertanyaan besarnya adalah apakah kita akan mengalami lebih banyak kegagalan di sektor perbankan."

Baca juga: Minyak terjun dipicu kekhawatiran gagal bayar AS, kenaikan suku bunga

Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakannya pada Kamis.

Juga menekan harga minyak, data pemerintah menunjukkan persediaan bensin AS secara tak terduga naik 1,7 juta barel pekan lalu. Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 1,2 juta barel.

"Hal yang paling menonjol adalah bahwa permintaan bensin mengembalikan semua kenaikan yang telah kita lihat di minggu-minggu sebelumnya," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Persediaan minyak mentah AS turun 1,3 juta barel dalam seminggu, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,1 juta barel.

Di China, data akhir pekan menunjukkan aktivitas manufaktur April turun secara tak terduga di konsumen energi terbesar dunia dan pembeli utama minyak mentah itu.

Morgan Stanley menurunkan perkiraan harga Brent menjadi 75 dolar AS per barel pada akhir tahun.

"Risiko penurunan pasokan Rusia dan risiko kenaikan permintaan China sebagian besar tidak berpengaruh lagi dan prospek pengetatan paruh kedua telah melemah," kata bank dalam sebuah catatan, mengacu pada ekspor yang kuat dari Rusia meskipun ada sanksi Barat.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023