Bengkulu (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Ibu Wury Ma'ruf Amin meninjau posyandu di Kota Bengkulu yang salah satu programnya adalah penurunan angka "stunting".

"Terdapat 2 kabupaten/kota yang sudah mempunyai prevalensi stunting di bawah 14 persen, yaitu Kota Bengkulu 12,9 persen dan Kabupaten Kaur 12,4 persen," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang mendampingi peninjauan Wapres Ma'ruf Amin di Posyandu Rukun, kota Bengkulu pada Kamis.

Hadir juga Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi yang merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu.

"Kami melibatkan Baznas untuk pemberian makanan tambahan yaitu pemberian susu kedelai, lalu kami juga memberikan abon ikan hiu untuk protein hewani bagi anak-anak terduga stunting sedangkan untuk protein nabati kami berikan olahan daun kelor," kata Dedy.  

Dedy menyebut program lain untuk mengurangi prevalensi stunting adalah Bapak Asuh Stunting (BAAS) dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Kepala Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu Tita Rovika mengatakan Posyandu Rukun melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, maupun pengukuran tinggi dan berat badan bayi yang baru lahir hingga balita.

"Di sini juga ada penyuluhan yang berganti setiap bulan, saat ini pelatihannya adalah pemberian ASI eksklusif untuk 6 bulan. Kami juga memberikan imunisasi," kata Tita.

Di Posyandu tersebut juga ada pelayanan khusus untuk warga lansia termasuk pengukuran tekanan darah.

"Di sini kami panggilnya senior, bukan lansia, supaya awet muda," ungkap Tita.

"Bagaimana pihak swasta dilibatkan tidak?" tanya Wapres.

"Dilibatkan dengan memberikan CSR dalam bentuk makanan tambahan," jawab Dedy.

"Jadi 2024 ada target berapa untuk kota Bengkulu?" tanya Wapres lagi.

"Insya Allah zero, kampanyenya begitu," jawab Wakil Walikota Dedy Wahyudi. 

Di Provinsi Bengkulu, terdapat 5 kabupaten yang prevalensi stunting yang mengalami kenaikan, yaitu Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Mukomuko, Kaur; selanjutnya ada 5 kabupaten/kota lainnya mengalami penurunan, yaitu Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, Lebong, dan Kota Bengkulu.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Saat ini, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 37 persen pada tahun 2014 menjadi 21,6 persen di tahun 2022. Presiden Jokowi menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.

Baca juga: Wapres Ma'ruf harap KDEKS Bengkulu beri perhatian khusus kepada ponpes

Baca juga: Wapres Ma'ruf minta KDEKS Bengkulu kembangkan kearifan lokal

Baca juga: Wapres Ma'ruf lakukan kunjungan kerja ke tiga provinsi di Sumatera

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023