Dhaka (ANTARA) - Sebuah tim Rohingya beranggotakan 20 orang bersiap mengunjungi Myanmar pekan ini untuk menilai kondisi Rakhine State di Myanmar bagi kemungkinan repatriasi sebelum musim hujan, menurut pejabat Bangladesh.

Sumber dari Kementerian Luar Negeri Bangladesh mengatakan kepada Anadolu: "Kunjungan itu ditujukan untuk membangun keyakinan di antara pengungsi mengenai repatriasi yang aman, sukarela dan terhormat".

Pejabat Kementerian Luar Negeri di lapangan yang bertugas atas manajemen pengungsi juga akan menyertai tim tersebut.

Berbicara kepada Anadolu, Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Bangladesh Mohammed Mizanur Rahman mengatakan ini adalah perkembangan positif untuk memulai repatriasi yang damai dan terhormat terhadap warga Myanmar yang terpaksa mengungsi.

"Saya berharap setelah jeda yang lama, sinyal signifikan untuk repatriasi Rohingya mulai terlihat," kata Rahman.

Namun, dia menambahkan hal itu bergantung pada bagaimana otoritas Myanmar menerima warga mereka.

Pejabat kementerian berharap repatriasi dapat dimulai sebelum datangnya musim hujan, yang biasanya berlangsung dari Juni hingga Oktober.

Ini merupakan kunjungan resmi pertama pengungsi Rohingya setelah eksodus pada Agustus 2017.

Tim tersebut diharapkan mengunjungi Myanmar pada 5 Mei menyusul kunjungan langka pejabat junta Myanmar ke kamp pengungsi di pesisir tenggara Bangladesh pada Maret lalu.

Lebih dari 1,2 juta Muslim Rohingya yang dipaksa meninggalkan Myanmar tinggal di 33 kamp pengungsi yang padat di Cox's Bazar, dengan 30 ribu lainnya di relokasi ke Bhasan Char, sebuah pulau di Teluk Benggala.

Kebanyakan pengungsi meninggalkan kekerasan brutal militer di Rakhine, sebuah negara bagian di pantai barat Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.
Baca juga: Kebakaran di Cox's Bazar, 12.000 Rohingya kehilangan tempat tinggal

Mediasi China

Sebelumnya pada Selasa, Duta Besar China untuk Dhaka Yao Wen mengunjungi Kementerian Luar Negeri untuk bertemu dengan penjabat Menteri Luar Negeri Bangladesh Md. Khurshed Alam di Dhaka.

"Upaya sedang dilakukan untuk memulai repatriasi Rohingya bulan ini dengan mediasi China sebelum dimulainya musim hujan. Dan, Bangladesh, China dan Myanmar bekerja untuk menjadikan repatriasi sukses, " menurut sejumlah sumber.

Pemerintah Bangladesh sebelumnya membuat usulan untuk mengirim Rohingya yang tinggal di kamp pengungsian Bangladesh untuk mengunjungi Rakhine State dahulu untuk melihat situasi.

Setelah menunggu bertahun-tahun, Myanmar setuju mengizinkan warga Rohingya mengunjungi Myanmar.

Pada fase pertama, lebih dari 1.100 orang Rohingya yang telah disaring sebelumnya diharapkan dapat mengikuti pengaturan ini jika berhasil.

Banyak inisiatif serupa gagal sebelumnya akibat pihak Myanmar menolak bekerja sama.

Pada 15 Maret, delegasi tingkat tinggi beranggotakan 22 orang dari Myanmar mendatangi Bangladesh dan mengadakan pertemuan dengan pengungsi Rohingya di kamp Bangladesh di bawah mediasi China selama satu pekan untuk memverifikasi daftar 429 Muslim Rohingya yang disiapkan Bangladesh untuk repatriasi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Kemenkumham Riau data 191 pengungsi Rohingya dari Aceh
Baca juga: UNHCR ingatkan pengungsi Rohingya di Aceh agar tidak kabur
Baca juga: Polres Aceh Timur tangkap dua terduga penyelundup imigran Rohingya

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023