London (ANTARA News) - Harga minyak pasar internasional naik lebih dari satu dolar Amerika Serikat (AS) di atas 73 dolar AS pada Senin, setelah eksportir besar Iran memperingatkan bahwa arus dari Teluk Persia, yang memompa hampir seperempat minyak mentah dunia, akan terganggu jika Pemerintah AS melakukan "langkah keliru" terhadap Iran. Pernyataan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, itu menimbulkan kekhawatiran eksportir minyak terbesar keempat dunia tersebut akan menghentikan pengiriman minyak mentah menyangkut kebuntuan pembicaraan nuklirnya dengan pihak Barat. Para pejabat Iran sebelumnya telah mengatakan, pihak Teheran (ibukota Iran) tidak akan menggunakan senjata minyak. Minyak mentah AS diperdagangkan 1,17 dolar AS lebih tinggi pada 73,49 dolar AS sebelum pukul 12:44 GMT, setelah kenaikan sekitar 1,99 dolar AS pada Jumat (2/6). Brent London naik 1,33 dolar AS menjadi 72,36 dolar AS, demikian laporan Kantor Berita Reuters. "Ancaman tersebut, walau masih jauh, akan menjadi serius dalam konteks pasar minyak global yang beroperasi dengan sedikit lebih dari 2 juta barel per hari dari kapasitas luang," demikian laporan lembaga keuangan dan perbankan internasional, Citigroup. Ketegangan antara Iran dan Barat atas program nuklir Teheran telah mendorong kenaikan 20 persen minyak tahun ini. Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice, menanggapi komentar Khamenei dengan mengonsultasikan pendekatan sekaligus peringatan balik: "lihat saja". Pihak Washington DC (ibukota AS) menawarkan untuk menggabungkan negara-negara Eropa dalam pembicaraan dengan Iran mengenai proyek atomnya, namun mengatakan bahwa pihak Teheran harus lebih dahulu menghentikan pengayaan uranium. Iran sejauh ini menolak permintaan tersebut, dan mengatakan bahwa pengayaan nuklir merupakan hak negaranya. Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, pada akhir pekan lalu mengatakan, negerinya akan mempertimbangkan proposal mengenai insentif untuk menghentikan proyek nuklir dari AS, Rusia, China, Prancis, Jerman dan Inggris, namun menekankan inti paket tersebut tak dapat diterima. Ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Javier Solana, akan mengajukan proposal tersebut kepada Iran, Selasa. Harga minyak juga naik karena masalah produksi di pengilangan minyak AS selama mulainya puncak permintaan bahan bakar musim panas. "Setiap gangguan operasi pengilangan dan setiap badai tropis akan membuat harga bensin cukup meningkat, relatif terhadap minyak mentah," PFC Energy mengatakan dalam sebuah laporannya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006