Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa imunisasi dasar lengkap merupakan salah satu modal Indonesia untuk membangun generasi penerus yang sehat dan berkualitas di masa depan.

“Imunisasi adalah cara yang paling mudah, paling murah untuk dilakukan, bukan hanya dari segi biaya, tapi juga investasi masa depan. Namun, tidak cukup hanya memberikan saja, imunisasi juga harus dilengkapi sesuai jumlah dan dosisnya,” kata Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia Raihan dalam Seminar Media bertajuk: Ayo Lindungi Diri, Keluarga dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Raihan menuturkan secara luas imunisasi sudah diakui menjadi salah satu intervensi kesehatan yang paling berhasil dan efektif di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, mencatat hampir tiga juta anak lebih terselamatkan dari kematian karena peran imunisasi.

Baca juga: Dokter: KLB Campak karena penurunan imunisasi dasar lengkap bayi

Selain diakui oleh WHO, kehadiran imunisasi juga membuat tren angka kematian pada balita mengalami penurunan secara signifikan. Penurunan ini bisa dilihat dari yang pada tahun 1990 mencapai 93 per 1.000 kelahiran hidup, turun menjadi 39 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2018.

Penurunan yang signifikan membuktikan jika imunisasi mampu memutus mata rantai penularan bagi setiap penyakit menular yang termasuk dalam Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yakni polio, campak dan rubella.

“Ini memberikan harapan yang sangat besar kepada kita bahwa penyakit lain pun, tujuan dari imunisasi yang paling tinggi kalau kita bisa melakukan eradikasi itu musnah dari muka bumi ini. Namun, sebenarnya ada penyakit-penyakit yang memang bisa kita cegah jadi berat hingga kematian dan ini merupakan suatu investasi masa depan,” ujarnya.

Ia menekankan imunisasi membantu pembentukan antibodi yang mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit. Sebab, apabila dalam suatu masyarakat banyak yang belum diimunisasi, penyakit menular akan mudah menyebar.

Penyakit juga tetap bisa menyebar kalau jumlah anak yang diimunisasi sedikit, melalui anak-anak yang tidak diimunisasi atau cakupan imunisasi menurun. Ia mencontohkan satu anak yang menderita campak saja, bisa menularkan kepada 12 hingga 18 anak.

Baca juga: Dokter: Polio bisa dicegah dengan imunisasi lengkap dan PHBS

Baca juga: Peneliti: Orang Tua perlu pastikan imunisasi dasar anak sudah lengkap


Raihan mengatakan untuk mencegah PD3I semakin mewabah, setiap anak harus mendapatkan imunisasi agar penyebaran penyakit menular dapat dikendalikan melalui terbentuknya kekebalan komunitas.

Dalam kesempatan itu, Raihan meminta agar kelengkapan imunisasi menjadi perhatian bagi setiap keluarga agar tren kesakitan dan jumlah anak yang masuk ke rumah sakit dapat ditekan, sehingga bisa menggapai cita-citanya dengan lebih sehat.

“Dengan melengkapi imunisasi sesuai jadwal dan dosis yang diberikan, itu membantu memberikan kekebalan yang optimal pada anak, sehingga anak terlindungi, keluarga terlindungi, masyarakat terlindungi dan bisa tumbuh, juga berkembang dengan baik,” kata dokter anak yang bertugas di Provinsi Aceh itu.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023