Perencanaan pengendalian harus jauh lebih baik dan yang merencanakan harus memiliki dan memegang strategi bagaimana mengaturnya,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah harus mempunyai strategi pengendalian kuota bahan bakar minyak subsidi agar tembusnya kuota BBM subsidi tidak terjadi lagi pada 2013, kata ekonom dari Econit Advisory Group Hendri Saparini.

"Perencanaan pengendalian harus jauh lebih baik dan yang merencanakan harus memiliki dan memegang strategi bagaimana mengaturnya," kata Hendri Saparini saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kuota BBM subsidi sudah ditetapkan pemerintah dan DPR sebanyak 46 juta kiloliter. Angka ini mendekati angka kuota BBM bersubsidi tahun ini yang mencapai 45,2 juta Kl.

"Karena tahun ini sudah 45,2 juta Kl, dan tahun depan hanya dianggarkan kuotanya 46 juta Kl dengan pertumbuhan permintaan dan ekonomi yang tinggi, maka kalau itu tidak dikelola dari pasokannya nya maupun permintaannya maka ini pasti akan terulang lagi," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat dilakukan untuk mencegah bahaya jangka panjang yang dapat menganggu kesehatan fiskal secara nasional.

"Kalau pengendalian dan kontrol BBM bersubsidi tidak dilakukan maka harus terjadi penyesuaian harga," ujarnya dalam jumpa pers terkait perkembangan ekonomi makro dan realisasi APBN-Perubahan 2012 di Jakarta, Senin.

Untuk itu, Menkeu kembali mengingatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2013, untuk melakukan pengendalian kuota BBM bersubsidi yang selama dua tahun terakhir tidak berjalan maksimal.

Opsi untuk pengendalian tersebut, lanjut dia, merupakan opsi pertama yang wajib dilakukan pemerintah terkait kebijakan energi dan melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi merupakan pilihan terakhir.

"Kalau menyesuaikan harga BBM, dampaknya terhadap inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar, sudah kita persiapkan dan kita hitung, tapi prioritas kita tetap mengendalikan konsumsi BBM," ujarnya.
(A063/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013