Manado (ANTARA) - Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN menjadi tujuan potensial ekspor komoditas unggulan Sulawesi Utara (Sulut) di tahun 2023.

"Apalagi tahun ini KTT ASEAN dilaksanakan di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Indonesia, berharap dengan kegiatan ini  mampu mendorong kinerja ekspor Sulut," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Sulut, Daniel Mewengkang, di Manado, Jumat.

Daniel mengatakan terdapat lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, kemudian bertambah enam negara lainnya menjadi total sebelas negara anggota, ialah Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

Dari sebelas negara yang tergabung dalam ASEAN yang rutin melakukan permintaan komoditas unggulan dari Sulut yakni Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam dan Singapura.

"Produk yang diekspor ke negara-negara tersebut diantaranya  crude coconut oil (CCO), tepung kelapa, ikan beku, semen, ikan kayu, ikan segar, ikan hias dan biji pala

Daniel mengatakan di tahun 2023 hingga triwulan pertama Sulut telah mengekspor CCO ke Malaysia sebanyak 30.594 ton dan mampu menghasilkan devisa 30,87 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Kemudian, katanya, ekspor Sulut ke Filipina yakni ikan beku sebanyak 17,07 ton dengan nilai devisa sebesar 51.099 dolar AS, dan semen sebanyak 25.650 ton dengan sumbangan devisa sebesar 1,21 juta dolar AS.

Ekspor ke Singapura biasanya ikan kayu dan hingga triwulan 1 tahun 2023 sebanyak 456 kilogram dengan nila 7.000 dolar AS.

Pembeli asal Thailand, katanya, membeli ikan segar sebanyak 1,8 ton dengan nilai 15.750 dolar AS.

Dia mengatakan ekspor Sulut ke Vietnam yakni biji pala sebanyak 59 ton dengan nilai 410.250 dolar AS.
  "Kita berharap dengan Indonesia sebagai tuan rumah KTT ASEAN, berharap negara Timor Leste, Laos, Brunei Darusalam, Myanmar dan Kamboja akan menjadi tujuan  ekspor Sulut," katanya.

Baca juga: Sulut ekspor 11.546 ton CCO ke Malaysia
​​​​​​​
Baca juga: Penerbangan Manado-Narita menggairahkan pariwisata-ekspor Sulut


Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023