Padang (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyebut lembaga-lembaga survei lebih tahu mengenai nama-nama potensial untuk menjadi calon wakil presiden pada Pemilihan Umum 2024.

"Mungkin yang lebih tahu itu lembaga survei, ya lembaga survei, kan saya tidak tahu, lembaga survei itu yang tahu, dari A, B, C, D 'kan ada calon-calonnya, 'kan sering disebut si A atau si B potensial," kata Wapres Ma'ruf Amin di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat.

Wapres Ma'ruf menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan mengenai nama cawapres yang dapat menarik suara dari pemilih Muslim.

"Nah, mana yang paling potensial, yang paling diperebutkan 'kan di antara capres-capres itu," tambah Wapres.

Baca juga: Survei: Elektabilitas RK masih di posisi pertama sebagai cawapres

Namun, keputusan final nama cawapres, menurut Wapres Ma'ruf, ada di tangan partai politik atau gabungan partai politik.

"Masing-masing nanti mereka (partai politik) tentukan, saya tidak bisa menyatakan ini itu sangat subjektif ya. Saya kira mereka pasti akan memilih cawapres yang potensial membawa mendulang suara, itu pasti. Nah kesiapannya itu saya belum tahu," ungkap Wapres.

Wapres pun tidak ingin memprediksi siapa yang paling banyak mendulang suara dari kalangan Muslim.

"Untuk siapanya itu masing-masing lagi ngitung, kalau ini nyumbang suara berapa, kalau si ini nyumbang suara berapa, kalau ini lagi dalam kalkulasi-kalkulasi," kata Wapres.

Baca juga: PDIP dan PPP belum bahas cawapres dalam pertemuan pemenangan Ganjar

Saat ini sudah ada tiga orang nama bakal calon presiden yang mencuat untuk mengikuti Pemilu 2024, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDI-Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Selanjutnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dideklarasikan oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS.

Terakhir ada nama Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusulkan oleh Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca juga: Gibran: Umur saya belum cukup

Presiden Jokowi pada momen Idul Fitri 2023 pun sudah menyebutkan nama-nama bakal cawapres yang berpotensi dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, yaitu Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023