Jadi, nggak ada tempat untuk kesombongan
Jakarta (ANTARA) - Lima perempuan paruh baya saling bergantian mengatur posisi berdiri, mencari sudut pengambilan gambar yang paling tepat lewat ponsel pintar. Gaya berpakaian kelimanya sungguh meriah dengan dominasi warna merah dan untaian pernak-pernik cantik yang menghiasi tubuh.

Usai melukiskan senyum sembari menelengkan kepala, mereka lantas bergerak ke titik lain untuk kembali melakukan swafoto.

Di lokasi sama, giliran tiga orang perempuan remaja yang melakukan hal serupa. Salah satu rekan pria mereka mendapatkan tugas untuk mengabadikan momentum kebahagiaan tersebut.

Sambil menggenggam sebuah ponsel pintar, sang lelaki berujar keras kepada ketiga perempuan yang juga tampil dengan kostum bernuansa merah meriah, "Senyum yang lebar! Awas, jangan menghalangi background-nya!"

Tepat di bagian belakang para perempuan remaja itu, tergambar jelas sesosok pria dengan raut kalem berkacamata, sambil mengulum senyum tipis. Sebuah kata tertulis di bawah wajah itu: "Billion Songs Confest Yovie Widianto The Concert".

Malam itu akan ada sebuah pergelaran nostalgia dengan menghadirkan lagu-lagu super-romantis. Meski sempat diguyur hujan, lokasi Jakarta Convention Center Rabu (3/5) senja itu tetap saja dipadati ribuan orang berkostum merah yang merupakan ciri khas dari "Soulmate" atau sebutan untuk para penggemar grup band Kahitna. Mereka siap menikmati tak hanya lagu-lagu Kahitna, namun juga sebanyak puluhan karya gemilang dari seorang komposer kebanggaan negeri yaitu Yovie Widianto dalam "Billion Songs Confest".

Padanan kata "Billion" dalam pergelaran tersebut bukan sekadar asal usung, sebab ajang itu memang sengaja dibuat untuk merayakan capaian sang komposer yang lagu-lagunya sukses meraup lebih dari 1,5 miliar pemutaran pada platform musik digital Spotify. Lagu-lagu Yovie juga bertengger pada tingkatan ordo tertinggi di iTunes Indonesia untuk kategori Pop & All Genres dan Indonesia Music Video Pop & All Genres.

Adapun kata "Confest" merupakan kependekan dari "Concert" dan "Festival" karena gelaran tersebut menjadi semacam pemanasan jelang festival lebih megah yang direncanakan digelar tahun ini pula. Sebuah pencapaian luar biasa yang patut dirayakan dengan pergelaran unik, romantis, inspiratif, sekaligus penuh makna.
Komposer Yovie Widianto (piano) dan penyanyi Mario Ginanjar (berbaju ungu) dalam konser "Billion Songs Confest" di Jakarta Convention Center, Rabu (3/5). ANTARA/Ahmad Faishal
Interaktif

Dimulai pada pukul 20.10 WIB, konser dibuka oleh aksi kelompok vokal 5Romeo lewat lagu "Ada Cinta" dan "Merindu Lagi" yang kemudian disusul dengan kemunculan penyanyi Mario Ginanjar melantunkan "Bukan Untukku".

Parade penampil pembuka berlanjut dengan pertunjukan dari perempuan penyanyi Yura Yunita yang secara amat atraktif membawakan lagu "Harus Bahagia". Yura yang mengenakan kostum kain tradisional bernuansa hijau muda, lantas melanjutkan aksi lewat lagu "Suratku" yang pernah dipopulerkan oleh penyanyi Hedi Yunus pada tahun 1994.

Dalam pergelaran tersebut, komposer Yovie Widianto mengambil posisi di sudut kiri panggung dari arah penonton. Ia memainkan jemari di atas tuts pada setiap lagu, sekaligus memandu sepanjang acara dengan interaksi yang terbangun amat santai. Tak jarang ia menyelipkan kisah inspiratif sepanjang perjalanan kariernya.

Seniman kelahiran 21 Januari 1968 itu sempat bercerita kala masa remaja yang sering ia habiskan dengan berjalan kaki ke mana pun pergi. Ia tidak memiliki sepeda motor layaknya yang teman-temannya miliki.

"Saat itu saya dipanggil mokul alias modal dengkul karena ke mana-mana cuma bisa jalan kaki. Tapi Ayah saya bilang tidak mengapa seperti itu karena Matahari, Bulan, dan bintang senantiasa menemani orang-orang yang membumi," kenang Yovie.

Ia lantas menjelaskan bahwa filosofi hidup itu ia tanamkan kepada sang anak Arsy Widianto yang mengikuti jejak Yovie dalam menekuni dunia musik.

"Apa yang saya dapatkan dari ayah, selalu saya tanamkan kepada Arsy. Ketika Arsy mulai banyak bermain musik atau bernyanyi ke mana-mana, dia harus selalu ingat bahwa semesta akan meninggikan orang-orang yang merendahkan hatinya. Jadi, nggak ada tempat untuk kesombongan," lirih Yovie yang mendapatkan tepukan hangat penonton.

Tak hanya kisah inspiratif, beberapa peristiwa konyol juga sempat terjadi dalam konser tersebut. Salah satunya ketika microphone milik vokalis Kahitna, Hedi Yunus, yang ada di belakang panggung bocor dan ia sempat terdengar melontarkan kata "ribet".

Mendengar hal tersebut, Yovie dengan cepat menimpali dengan berujar, "Wah, mic Hedi bocor, nih. Kenapa Hed, apanya yang ribet?" senyum Yovie yang kemudian membuat seisi gedung tertawa.

Ada pula momentum saat sang komposer memanggil putranya Arsy untuk naik ke atas panggung dan berinteraksi sebelum membawakan sejumlah lagu. Tanpa bisa dimungkiri, faktor kemiripan fisik di antara keduanya lantas menjadi bahan lelucon mengasyikkan di atas panggung.

"Sy, harusnya tampilan kita agak dibedain sedikit rambutnya atau apanya, gitu. Kadang kalau sedang berdua di rumah, kami melihat kok kayak manusia LEGO gitu, ya," ucap Yovie yang disambut gelak tawa Arsy dan penonton.

Momentum santai dan menyenangkan memang sangat tergambar dengan jelas dalam konser malam itu. Pola komunikasi yang sederhana dan luwes ala Yovie Widianto, bersenyawa dengan performa para pendukung acara yang tampil penuh totalitas.

Salah satunya grup band Yovie & Nuno yang kompak membawakan tiga hits mereka yaitu "Indah Ku Ingat Dirimu", "Menjaga Hati", dan nomor yang menurut Yovie paling sering dimainkan di kedai-kedai atau warung yaitu "Manusia Biasa".

Tak hanya menyanyi, Yovie & Nuno bersama penampil lain yaitu Kahitna, 5Romeo, dan Arsy juga menari dengan koreografi atraktif di lagu "Dirantau" dan "Lajeungan" yang memiliki aransemen kedaerahan nan amat kental.
Komposer Yovie Widianto (piano) bersama Hedi Yunus, Mario Ginanjar, Arsy Widianto, Yovie & Nuno, dan 5Romeo dalam konser "Billion Songs Confest" di Jakarta Convention Center, Rabu (3/5). ANTARA/HO/NewLiveEntertainment
Mengenang Carlo

Konser "Billion Songs Confest" juga menjadi momentum menyenangkan untuk mengenang sumbangsih karya para sahabat yang mewarnai lika-liku dan dinamika karier seorang Yovie. Tanpa bermaksud mengecilkan peran setiap personel lainnya, sang komposer mengungkapkan kebanggaan terbesar memiliki sosok mendiang Carlo Saba dalam perjalanan grup band Kahitna.

"Jadi, orang yang pertama menyadari bahwa Hedi Yunus punya suara bagus adalah Carlo Saba," ujar Yovie.

Konser besar tersebut memang menjadi momentum kali pertama grup tersebut tampil tanpa kehadiran vokalis Carlo Saba yang wafat pada 19 April lalu. Membuka penampilan lewat lagu "Cerita Cinta" yang dirilis tahun 1994, vokalis Kahitna yang tersisa, Hedi Yunus dan Mario Ginanjar, menggambarkan peran sang sahabat dalam karier mereka.

"Maret 1987 itu aku menyanyi diiringi Kahitna formasi zaman dulu dan aku baru sekarang ini tahu kalau ternyata Carlo yang memberikan saran kepada Yovie untuk mengajak aku bergabung," ungkap Hedi yang terlihat masih belum dapat menyembunyikan rasa sedihnya.

Sementara Mario berujar, "Kami akan terus bersama-sama sampai kapan pun. Mudah-mudahan ke depan kami lebih kompak lagi, lebih keren lagi, lebih kuat lagi."

Di tengah obrolan antara Hedi, Yovie, dan Mario mengenai seluk-beluk perjalanan band, muncul visualisasi video dan suara mendiang Carlo Saba yang menyanyikan salah satu bagian dari lagu "Cinta Sendiri".

"Biar aku yang pergi, bila tak juga pasti. Adakah selama ini, aku cinta sendiri. Biar aku menepi, bukan lelah menanti... Jujur aku tak yakin bisa jalani hari tanpa dirimu," suara mendiang Carlo Saba membahana yang membuat suasana syahdu sesaat.

Hedi lantas menanggapi momentum saat itu dengan suara lirih, "Saat ini bukannya kami drama atau menjual tangisan, tapi apa rasanya kami sudah berjalan selama 37 tahun, mungkin lebih sering ketemu dengan Kahitna daripada keluarga sendiri, tiba-tiba salah satu hilang. Sakit banget."

Momentum itu juga dimanfaatkan oleh Hedi dan Mario untuk membawa serta barang-barang pribadi sang sahabat ke atas panggung.

"Ada yang spesial banget, mungkin Mas Yovie nggak tahu, tapi tadi belakang panggung kami dikasih anting dan cincin punya Mas Carlo. Jadi, ada barang peninggalan Mas Carlo bisa dibawa ke panggung," kata Mario dan Hedi yang mengenakan aksesori milik sang sahabat.

Bersama Yovie, Hedi dan Mario secara bergantian melantunkan potongan lagu "Untukku", "Aku Dirimu Dirinya", "Cinta Sudah Lewat", "Lebih Baik Darinya', "Pada Satu Cinta, dan "Menikah Denganmu" untuk mengenang Carlo.

Selain itu, Kahitna juga membawakan lagu "Setahun Kemarin" sehingga membuat suasana yang tadinya sempat penuh keharuan, kembali ceria sesuai dengan tema lagu.

"Gimana coba, joget tapi sambil mewek (sedih). Baru kali ini. Aneh, nggak, sih?" tukas Hedi yang disambut gelak penonton.

Kahitna kemudian kembali menghibur lewat lagu ciptaan Carlo Saba yaitu "Andai Dia Tahu" yang mengundang karaoke massal seluruh penonton malam itu.

Tak hanya Kahitna, perempuan penyanyi Rossa juga turut memberikan catatan kecil untuk almarhum Carlo Saba. Tampil memesona dengan gaun bernuansa hitam dan putih, salah satu diva Indonesia itu membuka penampilan dengan lagu "Terlalu Cinta."

"Tadi sambil menunggu, saya sempat menulis sedikit. Mas Carlo, senyummu, sabarmu, candamu, dan suaramu, takkan pernah hilang dari ingatan kami. Kamu takkan terganti," lirih Rossa membaca tulisan di atas secarik kertas, kemudian menyenandungkan lagu "Takkan Terganti" sebagai penghormatan untuk sang vokalis.
Tulus membawakan lagu penghormatan untuk mendiang Glenn Fredly dalam konser "Billion Songs Confest" di Jakarta Convention Center, Rabu (3/5). ANTARA/HO/NewLiveEntertainment
Tulus untuk Glenn

Usai Rossa tampil membius seisi Jakarta Convention Center, giliran solois Tulus menyapa penonton lewat lagu "Katakan Saja". Tampil mengenakan pakaian serba hitam dengan sepatu kets putih, penyanyi kelahiran Bukittinggi 20 Agustus 1987 itu kemudian membawakan lagu untuk menghormati mendiang Glenn Fredly yaitu "Cukup Sudah".

Pada kesempatan itu, Yovie lantas berbagi cerita dengan Tulus mengenai pengalaman kolaborasi dengan mendiang Glenn Fredly tiga tahun dalam lagu "Adu Rayu".

"Waktu proses kreatif, hari itu datang ke studio kita langsung bagi-bagi part, latihan sedikit, dan langsung direkam. Saya pikir itu cuma latihan. Tapi hasil latihan dan rekaman hari itulah yang didengarkan sampai hari ini. Versi asli dari hari pertama. Bahkan klipnya juga diambil dari proses hari pertama," terang Tulus.

Sejurus kemudian Tulus melantunkan lagu "Adu Rayu" menemani suara emas "Glenn Fredly" yang divisualisasikan secara abstrak lewat sebuah layar berwarna putih yang turun perlahan menutupi bagian panggung utama.

Pada lagu tersebut, suara asli mendiang Glenn Fredly turut diperdengarkan bergantian dengan suara Tulus yang mengisi beberapa bagian dari awal hingga akhir lagu.

Selain Tulus, komposer Yovie juga mengundang penyanyi muda Kaleb J untuk membawakan lagu "Kasih Putih" dengan tetap menampilkan artistik visual mendiang Glenn Fredly bernuansa hitam putih di layar yang ada kanan dan kiri panggung.
Komposer Yovie Widianto dalam konser "Billion Songs Confest" di Jakarta Convention Center, Rabu (3/5). ANTARA/Ahmad Faishal
Raisa dan lowbatt

Sukses membawa momentum penghormatan untuk Glenn Fredly lewat suara Tulus dan Kaleb J, Yovie segera memanggil solois Raisa Andriana ke atas panggung. Tampil mengenakan gaun elegan berwarna merah, solois yang akrab disapa Yaya itu membuka suguhan apik lewat lagu "Soulmate".

Sebelum menyanyikan lagu selanjutnya yaitu "Mantan Terindah", Yaya sempat bertanya kepada sang komposer proses rekaman lagu tersebut yang menurutnya sangat singkat, sampai-sampai ia sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan hasil rekaman dan mengulang prosesnya lebih dari dua kali.

"Rekaman live, aku cuma boleh dua kali take. Pas aku minta dengar hasilnya, Mas Yovie bilang nggak boleh. Itu kenapa ya, Mas?" tanya Yaya penasaran.

Yovie lalu menjawab, "Ekspresi penyanyi itu biasanya suka dapat di saat-saat awal dan Raisa sudah melakukannya dengan indah saat itu. Setuju, kan?" tawar Yovie kepada penonton yang langsung memberi balasan persetujuan.

Sebelum mulai bernyanyi, mantan vokalis band Andante besutan Kevin Aprilio itu lantas meminta seluruh penonton yang ada di Jakarta Convention Center untuk menyalakan flashlight dari ponsel yang menurutnya akan membuat suasana menjadi lebih romantis.

"Lowbatt?" Yaya kaget mendengarkan celetukan salah seorang penonton.

"Yah, yang nggak lowbatt aja, deh. Yang lowbatt aku maafin karena memang sudah malam. Ah, cantik banget, kan?" kata Yaya semringah melihat lautan flashlilght di hadapannya.

Sejurus kemudian, Yaya pun melantunkan "Mantan Terindah" dengan tata lampu panggung didominasi warna biru yang merefleksikan cahaya ke sebuah mirror ball di bagian tengah muka panggung.
Komposer Yovie Widianto dalam konser "Billion Songs Confest" di Jakarta Convention Center, Rabu (3/5). ANTARA/Ahmad Faishal
Talenta masa depan

Konser "Billion Songs Confest" tidak hanya menjadi ajang menghadirkan karya-karya monumental dari seorang Yovie Widianto. Lebih dari itu, momentum tersebut turut membuka ruang dan jalan nan semakin lebar bagi talenta-talenta muda Indonesia seperti trio LTZ yaitu Lyodra Ginting, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya.

Trio LTZ memang mendapatkan porsi yang cukup besar dalam konser tersebut. Membuka penampilan lewat lagu "Telanjur Mencinta" yang sempat dirilis dalam tiga versi berbeda, trio terbaik lulusan Indonesia Idol musim ke sepuluh tersebut secara apik tampil memesona lewat lagu-lagu semacam "Semenjak Ada Dirimu" dan "Menyesal".

"Gimana, nih? Lagu ini cocok ya buat next single mereka bertiga? Saya yakin ketiga penyanyi ini akan jadi diva hebat Indonesia," ujar Yovie yang langsung mendapatkan tepukan tangan meriah.

Baik Lyodra, Tiara, maupun Ziva, ketiganya juga memiliki sesi solo dalam pergelaran tersebut. Lyodra menyanyikan "Merenda Kasih", sedangkan Tiara melantunkan "Merasa Indah", dan Ziva lewat "Peri Cintaku".

Tak hanya itu, secara spontanitas Ziva bahkan mendapatkan tantangan untuk membuat lagu dari Yovie dengan bermodalkan potongan kata yang diberikan oleh para penonton.

Sesi yang dipandu oleh Hedi Yunus, Mario Ginanjar, dan Luna Maya itu berupaya memilih kata paling aneh yang dilontarkan para penonton untuk dijadikan bait sebuah lagu.

"Kata pertama mudik? Jangan deh, terlalu jauh," ujar Hedi Yunus.

"Hah? Toko daging? Jangan, dong," kelakar Mario dari atas panggung menanggapi celoteh salah seorang penonton.

Proses pencarian berlangsung cepat hingga akhirnya memunculkan empat kata, yaitu "pedih, tidur, haus, dan hujan" sebagai potongan kata yang harus dirangkai menjadi sebuah lagu oleh Ziva dengan bermodalkan tiga nada dasar mi, sol, dan la.

Ditemani Yovie dan Arsy, Ziva lantas turun dari panggung untuk menuju sebuah ruangan yang ada di balik panggung. Selama jeda tersebut, penyanyi Yura Yunita tampil menghibur membawakan lagu "Tentang Diriku" disusul solois Tiara Andini dengan bergaun kuning menyanyikan lagu "Pedih".

Selama sekitar 25 menit membuat aransemen lagu dan mengembangkan potongan kata menjadi sebuah lagu, Ziva dan Yovie Widianto kembali muncul. Mereka langsung memainkan bagian verse dan chorus dari lagu spontanitas tersebut.

"Tidurku tak nyenyak hari ini, tidurku tak harapkan mimpi yang lain. Pedihnya, rasanya... haus akan kasihmu... Hujan tak lagi menghapuskan rindu ini. Hujan tak bisa menghapus hadirmu. 'Pabila aku tak mendapatkanmu, izinkan ku menyimpannya kenangan ini selamanya," lantun Ziva yang langsung dihadiahi tepukan tangan meriah penonton malam itu.
Komposer Yovie Widianto (piano), Tiara Andini (berbaju kuning), Ziva Magnolya (berbaju biru), dan Luna Maya (berbaju hijau) dalam konser "Billion Songs Confest" di Jakarta Convention Center, Rabu (3/5). ANTARA/HO/NewLiveEntertainment
Jelang pergelaran usai, Kahitna kembali naik ke atas panggung bersama 5Romeo memanaskan malam dengan lagu "kebangsaan" karaoke sejuta umat, "Cantik". Lagu tersebut memang selalu sukses mengundang paduan suara massal, terutama bagian favorit penonton yaitu ketika menjawab dengan teriakan "Apaaaa!" setiap kali bagian lirik berbunyi "Cantik" berkumandang.

Semua penampil "Billion Songs Confest" kemudian naik ke atas panggung menyanyikan lagu "Juwita" dan "Kemenangan Hati", mengakhiri pergelaran berdurasi total sekitar 4 jam dengan lebih dari 40 lagu karya emas Yovie Widianto.

Semoga sang komposer lagu-lagu cinta nan romantis akan terus berkarya, dan menghadirkan nomor-nomor wahid lintas-generasi, serta melahirkan talenta-talenta muda yang mampu menjelma menjadi para diva.

Dan tentunya yang lebih mengagumkan lagi: semoga lahir sosok-sosok "Yovie Widianto" baru.


Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023