Kalau berdaulat, bisnisnya jalan. Kalau negaranya enggak berdaulat, bisnisnya tidak bisa jalan.
Cilacap (ANTARA) - Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Danpusdiklatpassus) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Brigadir Jenderal TNI Agus Sasmitha mengajak masyarakat Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk bersama-sama menjunjung nilai-nilai patriotisme.

"Salah satu tugas kami juga untuk menyosialisasikan itu (nilai-nilai patriotisme, red.), membentuk persatuan dan kesatuan nilai nilai patriotisme," kata Brigjen TNI Agus Sasmitha usai peresmian Gedung Komando Latihan (Kolat) Komando Pusdiklatpassus Kesatrian Amirul Isnaini, Daun Lumbung, Cilacap, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa patriotisme itu bukan hanya diwujudkan oleh perang bela negara untuk melawan musuh dari luar, melainkan banyak hal atau sisi lain untuk mewujudkan kecintaan terhadap Tanah Air, salah satunya memberikan perhatian melalui perbaikan fasilitas latihan seperti yang dilakukan oleh Ethos Group terhadap Pusdiklatpassus khususnya di Kesatrian Amirul Isnaini.

Oleh karena itu, Danpusdiklatpassus menyampaikan terima kasih kepada Ethos Group yang telah memberikan perhatian terhadap fasilitas Kolat Komando Pusdiklatpassus Kesatrian Amirul Isnaini.

"Komando ini salah satu dari enam sekolah di Pusdiklatpassus yang menjadi ikon dari prajurit Kopassus yang mengikuti latihan Komando, dan memang fasilitas yang ada di Cilacap itu sudah lama, sehingga butuh perhatian," katanya.

Menurut dia, bantuan dari Ethos Group tersebut berawal dari kerja sama untuk pembentukan nilai-nilai persatuan dan kesatuan di antara generasi muda dalam rangka mewujudkan bela negara.

Terkait dengan hal itu, dia mengajak komunitas maupun intitusi lainnya untuk menumbuhsuburkan cinta tanah air melalui kerja sama dengan Kopassus yang ada di Cilacap.

"Ini sudah diawali oleh Ethos Group. Jadi, tidak hanya Ethos Group saja, kami memberi rangsangan kepada yang lainnya juga," tegasnya.

Brigjen Agus mengatakan pelatihan bela negara pada era sekarang sangat diperlukan karena nilai-nilai kebangsaan saat sekarang seakan sudah mulai terkikis seiring dengan kemajuan pengetahuan, informasi, teknologi, dan sebagainya.

Menurut dia, perusahaan-perusahaan besar yang ada di Cilacap, baik badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta, seharusnya lebih terpanggil untuk membantu.

"Ke depannya, struktural kami sebenarnya sudah memberikan perhatian terhadap fasilitas kami juga, cuma memang kami juga instansi negara yang memang tergantung pada kemampuan pemerintah juga. Mungkin ada prioritas tertentu, sehingga untuk fasilitas latihan ini belum dinomorsatukan sehingga dukungan itu belum turun," katanya.

Menyinggung jumlah peserta Pusdiklatpassus di Cilacap, Danpusdiklatpassus mengatakan bahwa peserta latihan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, yang mengikuti pelatihan sampai di Cilacap terdiri atas komando dan raider.

"Komando dan raider ini paling banyak sampai 300-an, satu sekolah. Komando sekarang ada 231 orang, memang fluktuasi, tidak menentu, tetapi maksimal 300 orang sekali latihan," jelasnya.

Untuk raider, kata dia, pada masa-masa sebelumnya sampai lima gelombang dalam 1 tahun dan setiap gelombangnya bisa mencapai 650 orang.

Baca juga: Kasad ingatkan perwira tinggi AD: Jabatan bukan status sosial
Baca juga: Mayjen Iwan berpesan kepada Mayjen Deddy: Pimpin Kopassus dengan hati


"Gedung ini akan digunakan oleh sekolah komando sebagai komando pengendalian latihan yang ada di sekitaran sini nanti. Saat sekarang komando sedang dalam tahap basis di kompleks Batujajar. Setelah itu, bergeser ke sini, nanti diawali longmarch 450 kilometer selama 9—10 hari, siang malam jalan," katanya.

Pemilik Ethos Group Mukit Hendrayatno mengatakan bahwa renovasi fasilitas Pusdiklatpassus Kesatrian Amirul Isnaini berawal dari kegiatan latihan tentang patriotisme yang melibatkan 150 orang dari ekosistem Ethos Group yang terdiri atas usaha pengembangan produk herbal, pemasaran, media massa, dan beberapa kegiatan usaha lain.

"Latihan tentang patriotisme berkaitan mendukung produk jamu lokal menjadi produk andalan nasional yang kita tahu bahwas gempuran produk impor hari ini begitu 'panas'," katanya.

Saat pelatihan tersebut, kata dia, pihaknya melihat fasilitas dan bangunan Kesatrian Amirul Isnaini sudah cukup tua.

Oleh karena itu, pihaknya berdiskusi dengan pengelola Kesatrian Amirul Isnaini hingga akhirnya muncul keinginan untuk membantu renovasi gedung utamanya.

"Ya, semampu kami, dengan dana sedikit, kami coba bangun bangunan utama ini. Mudah-mudahan menjadi trigger bagi perusahaan-perusahaan yang lebih besar dari Ethos seperti Pertamina, Solusi Bangun Indonesia, PLTU, saya kira mereka punya kemampuan yang lebih baik dan bisa ikut menjaga fasilitas umum khususnya fasilitas Komando ini," katanya.

Menurut dia, hal itu dilakukan karena kalau rakyat dan tentaranya kuat, negaranya berdaulat.

"Kalau berdaulat, bisnisnya jalan. Kalau negaranya enggak berdaulat, bisnisnya tidak bisa jalan," tegasnya.

Dalam peresmian Gedung Kolat Komando tersebut juga diisi dengan penyerahan santunan dan bingkisan untuk anak yatim serta pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh Yayasan Rintisan Amal Bunda sebagai pelaksana program pertanggungjawaban sosial perusahaan dari Ethos Group.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023