Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyatakan pertemuan ASEAN Economic Community Council (AECC) atau Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ke-22 membahas peran ASEAN dalam menata situasi dinamika geopolitik maupun geoekonomi.

"Tentu kami akan kembali mengingatkan kembali mengenai, misalnya ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Kemudian bagaimana juga peran ASEAN di dalam menata situasi dinamika geopolitik maupun geoekonomi," ucap Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi di sela pertemuan AECC ke-22 di Jakarta, Sabtu.

Adapun pertemuan AECC ke-22 di Jakarta pada 6-7 Mei 2023 merupakan rangkaian event menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 9-11 Mei 2023.

Baca juga: Kemenkumham bentuk Tim Pengumandahan Keimigrasian NTT ASEAN Summit

"Yang jelas kami akan melihat atau merespons situasi global ekonomi saat ini karena kita menekankan adanya ASEAN Centrality, kita tahu bahwa ASEAN ini menjadi kawasan yang banyak menarik perhatian," kata Edi yang juga sebagai pimpinan Senior Economic Officials dalam pertemuan itu.

Hal lain yang akan dibahas dalam pertemuan AECC ke-22, yakni terkait dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di ASEAN.

"Hal lain juga karena kami akan segera menyiapkan juga pernyataan untuk membangun ekosistem EV yang di mana sekarang ini juga menjadi bagian penting itu juga akan dipersiapkan," tuturnya.

Untuk membangun ekosistem tersebut,  Indonesia memiliki potensi karena memiliki bahan baku untuk memproduksi baterai.

"Ekosistem kita bentuk paling tidak kita melihat sekarang ini kan sudah ada mulai, misalnya bagaimana penataan bahan baku untuk baterai bagaimana kemudian nanti di dalam proses produksi," tuturnya.

Baca juga: Merengkuh manfaat arus modal lewat Keketuaan ASEAN 2023

"Oleh karena itu, kita berpikir bersama-sama sekarang bagaimana membangun ekosistem EV sehingga dari ujung sampai ujung itu semua bisa tertata," lanjut Edi.

Hal tersebut juga harus didukung dengan infrastruktur dalam pengembangan kendaraan listrik seperti penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

"Karena EV ini tidak sekedar kemudian mobilnya bagaimana nanti penyediaan charging station-nya dan lain-lain tentu itu menjadi banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus segera dituntaskan," ucap Edi.

Isu lain yang juga akan didorong dalam pertemuan AECC ke-22 ialah kerangka terkait dengan ekonomi biru. "Karena ASEAN juga memiliki kawasan kepulauan dan juga penting untuk membangun kebersamaan di sektor ini," tuturnya.

Adapun pembahasan isu-isu tersebut nantinya akan dilaporkan kepada kepala negara di gelaran KTT ASEAN.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023