Leces dituntut harus bisa memenuhi spesifikasi yang diminta PPGI, baik dari segi kuaitas maupun jumlahnya
Jakarta (ANTARA News) - PT Kertas Leces (Persero) mulai 2013 siap menjadi pemasok utama kertas bagi perusahaan percetakan yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) dengan volume hingga 70.000 ton per tahun.

Nota kesepahaman (MoU) antara Leces dengan PPGI ditandatangani Direktur Utama Leces Budi Kusmarwoto dan Ketua PPGI Jimmy Juneanto di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Menurut Direktur Keuangan Leces, Syarif Hidayat pihaknya siap memenuhi permintaan PPGI sejalan dengan semakin meningkatnya kapasitas produksi perusahaan.

"Mulai tahun 2013 kapasitas produksi Leces mencapai 180.000 ton per tahun, jadi sangat siap untuk memenuhi permintaan PPGI," ujar Syarif.

Ia menjelaskan, saat ini Leces memiliki produksi setidaknya lima jenis kertas yaitu HVS, kertas sekuriti (kertas untuk surat berharga), kertas terbuat dari jerami (stroll pulp), kertas tissue, dan kertas medium.

"Selain itu kami juga mampu memproduksi kertas art atau untuk kebutuhan seni yang biasanya hand made (buatan tangan)," ujarnya.

Meski demikian Syarif belum menyebutkan spesifikasi jenis kertas yang akan dipasok kepada perusahaan percetakan tersebut.

Ia hanya menjelaskan, perusahaan percetakan umumnya memesan kertas jenis hvs maupun kertas untuk buku.

Sementara itu, Ketua PPGI Jimmy Juneanto mengatakan alasan memilih Leces untuk menjadi pemasok kertas bagi asosiasinya karena adanya jaminan pasokan yang berkelanjutan, kualitas dan jenis kertas, termasuk harga yang bersaing dengan produsen kertas lainnya.

"Leces dituntut harus bisa memenuhi spesifikasi yang diminta PPGI, baik dari segi kuaitas maupun jumlahnya," kata Jimmy.

Lebih lanjut dijelaskannya, saat ini PPGI memiliki anggota sebanyak 6.600 perusahaan di seluruh Indonesia, namun yang aktif hanya sekitar 2.400 perusahaan.

Permintaan kertas dari anggota PPGI umumnya dari propinsi besar antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan.
(R017/R007)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013