Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap mempertahankan tingkat BI rate sebesar 5,75 persen yang dinilai masih konsisten dengan sasaran inflasi sebesar 3,5 - 5,5 persen.

"Dengan prediksi inflasi yang tetap terkendali dan rendah pada 2013, BI masih mempertahankan BI Rate pada 5,75 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam jumpa pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Triwulan IV 2012 di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pada 2012 dan prospek tahun 2013 dan 2014 menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang terkendali.

"Kinerja ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditetapkan BI dan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia," katanya.

Dia menambahkan fokus kebijakan BI saat ini diarahkan untuk mengelola keseimbangan eksternal dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Ke depan, BI juga akan terus mempererat koordinasi dengan pemerintah untuk mengelola permintaan domestik dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional tetap tinggi.

"Mempererat koordinasi dengan pemerintah agar sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan eksternal, mencapai sasaran inflasi dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Sementara Ekonom dari PT Indo Premier Securities Seto Wardono menilai proyeksi inflasi 2013 diprediksi mencapai 5,77 persen yang artinya inflasi diperkirakan akan melampaui target BI yang berada di kisaran 3,5 hingga 5,5 persen.

Tingginya inflasi, menurut dia dipicu oleh pelemahan rupiah, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan kenaikan upah minimum provinsi.

Dia memperkirakan kenaikan TDL akan menambah inflasi sebesar 0,88 persen sedangkan kenaikan UMP akan menambah 0,5 persen pada angka inflasi 2013.

"Kami perkirakan dari kenaikan TDL akan ada tambahan inflasi 0,88 indeks poin. Kenaikan UMR bakal menambah 0,5 indeks poin," katanya.
(A064)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013