Semakin hari, dunia akan melihat Surabaya dan melihat berbagai budaya serta kuliner yang ada di dalamnya. Doakan Surabaya bisa tetap guyub rukun dan saling menjaga persaudaraan serta budayanya
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa Festival Rujak Uleg merupakan bagian dari tradisi dan budaya di Kota Surabaya yang bisa dijadikan sebagai sumber meningkatkan perekonomian di provinsi itu.

"Semakin hari, dunia akan melihat Surabaya dan melihat berbagai budaya serta kuliner yang ada di dalamnya. Doakan Surabaya bisa tetap guyub rukun dan saling menjaga persaudaraan serta budayanya," katanya dalam taklimat media yang diterima di Surabaya, Ahad.

Sebelumnya, ribuan pengunjung memadati kawasan Kya-kya di Jalan Kembang Jepun, Surabaya, Sabtu (6/5) malam, menyaksikan Kharisma Event Nusantara (KEN) Festival Rujak Uleg 2023 yang mengusung tema "Harmoni Keberagaman".

Acara tersebut selain dihadiri Gubernur Khofifah dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga dihadiri Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo. Pada kesempatan ini, juga hadir tamu undangan dari berbagai negara, dan pemangku kepentingan di seluruh Kota Surabaya.

Pada Festival Rujak Uleg 2023, juga dimeriahkan berbagai hiburan seni tari, musik, hingga parade drumband. Bahkan, seluruh elemen masyarakat di Kota Surabaya turut hadir menyaksikan keseruan Rujak Uleg di tahun ini.

Wali Kota Suabaya Eri Cahyadi mengatakan Festival Rujak Uleg 2023, kini telah masuk di dalam daftar 110 kalender nasional "Kharisma Event Nusantara". Menurutnya, Rujak Uleg kaya akan makna, yang salah satunya adalah keberagaman antar suku, ras, dan umat beragama.

"Rujak Uleg ini artinya, rujak yang banyak isinya, yang diulek menjadi satu ada buah-buahan berbagai macam jenis. Itu menunjukkan, bahwa Surabaya terdiri berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya dengan toleransinya yang sangat luar biasa," kata Cak Eri panggilan lekatnya.

Ia mengatakan, selain masuk ke dalam kalender nasional "Kharisma Nusantara" yang menjadi pembeda di event Rujak Uleg tahun 2023 adalah cobeknya. Cobek yang dipakai di tahun ada jumlahnya ada tiga jenis yakni yang pertama cobek dengan lingkar lebar 2,5 meter, dan dua lainnya berukuran 2 meter.

Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo mengatakan, KEN 2023 adalah salah satu program strategis dari Kemenparekraf RI dengan mengedepankan strategi kolaborasi bersama seluruh provinsi di Indonesia, untuk mendorong pemulihan ekonomi melalui events lead recovery.

"Kalau dilihat, event-event di Jawa Timur banyak yang masuk ke dalam daftar 110 kalender KEN ini. Jadi Jatim sangat luar biasa memang potensinya, bukan hanya di Surabaya, tapi juga ada Pacitan, Jember, dan masih banyak lainnya," katanya.

Fadjar menambahkan, Kota Surabaya kaya akan potensi keindahan alam, sejarah, maupun ragam budaya yang khas sehingga ke depannya perlu didorong untuk dikembangkan dengan promosi. Menurut dia, semua potensi itu telah dirangkum semuanya ke dalam Festival Rujak Uleg 2023.

"Melalui rujak cingur atau rujak uleg yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, sehingga ini menjadi unit selling point di Surabaya," katanya.

Oleh karena itu, ke depannya penting diimplementasikan, strategi yang mengedepankan aksi dan konten kreatif, baik setiap penyelenggaraan event atau memadukannya dengan pola perjalanan wisata dan mengedepankan interpretasi yang menarik, demikian Fadjar Hutomo.

Baca juga: Pawai Surabaya Juang dan Rujak Uleg menjadi agenda nasional

Baca juga: Ratusan peserta memeriahkan Festival Rujak Uleg di Surabaya

Baca juga: Festival Rujak Uleg menghidupkan kembali kota tua di Surabaya

Baca juga: Ribuan peserta memeriahkan Festival Rujak Uleg Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023