...akibat penembakan tanpa provokasi oleh pasukan India...
Islamabad (ANTARA News) - Militer Pakistan menyatakan, seorang prajuritnya tewas akibat tembakan pasukan India, Kamis, dalam insiden lintas batas mematikan ketiga selama lima hari ini di wilayah sengketa Kashmir.

"Prajurit Angkatan Darat Pakistan, Havildar Mohyuddin, mati syahid akibat penembakan tanpa provokasi oleh pasukan India di sektor Hotspring di Battal hari ini pukul 14.40 (pukul 16.40 WIB)," kata militer dalam sebuah pesan teks kepada wartawan.

"Hari ini, pasukan India melakukan penembakan tanpa provokasi ke pos perbatasan Pakistan bernama Kundi," katanya.

Laporan itu disampaikan sehari setelah AS mendesak kedua negara tetangga berkekuatan nuklir itu untuk meredakan ketegangan di sepanjang Garis Pengawasan dengan penjagaan ketat militer, yang merupakan perbatasan de fakto di Kashmir.

India mengatakan, dua prajuritnya tewas akibat serangan pasukan Pakistan pada Selasa, sementara Minggu militer Pakistan menuduh India membunuh satu prajuritnya dan mencederai satu orang lagi.

India dan Pakistan sama-sama mengklaim Kashmir, yang menjadi penyebab perang antara mereka sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1947.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan zona-zona Kashmir antara yang dikuasai India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.
(M014)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013