Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai nilai tukar rupiah saat ini bergerak sedikit di luar proporsi sehingga diperlukan langkah-langkah kebijakan untuk mengendalikannya.

"BI telah mengamati, nilai tukar rupiah ini sedikit bergerak agak di luar proporsinya, sehingga kita sudah merumuskan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan utk mengendalikan nilai tukar rupiah sehingga kembali ke proporsinya," kata Gubernur BI Darmin Nasution usai ibadah shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta, Jumat.

Namun, Darmin enggan menyebutkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengendalikan nilai tukar rupiah tersebut.

"Pokoknya BI sudah merumuskan langkah-langkah pengendaliannya. Ini kan hanya kebijakan persoalan pengendalian pasar," ujar Darmin.

Darmin mengatakan, sejumlah eksportir saat ini mulai menahan dolar dan tidak menjualnya ke pasar.

"Eksportir valas yang DHE-nya sudah masuk dan tidak menukarnya dengan rupiah lalu bikin rekening baru, itu uangnya masuk ke dia," katanya.

Menurut Darmin, hal tersebut mengakibatkan bertambahnya suplai valas di pasar, bank juga tidak berani memakainya. Bank kemungkinan besar hanya berani memberikan kredit dalam dolar.

"Sekarang, sebetulnya dengan kebijakan DHE valas yang masuk semakin lama semakin baik, tapi perkembangan terakhir ini sejumlah eksportir tidak menyebutkan bahwa sebagian dijual sehingga suplainya tidak bertambah sebagaimana mestinya," kata Darmin.

Darmin menambahkan, fenomena ini terjadi karena sejumlah eksportir hanya membaca neraca transaksi berjalan.

"Seharusnya lihat juga transaksi modal dan finansialnya," ujar Darmin.

Nilai tukar rupiah sendiri ditutup melemah di level Rp 9.660 per dolar AS dari saat dibuka di level Rp 9.700 per dolar AS pada Kamis (10/1) lalu.
(C005)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013