Yogyakarta (ANTARA News) - Jarak luncur awan panas Gunung Merapi pada Rabu pagi antara pukul 00.00-06.00 WIB semakin berkurang, rata-rata hanya satu kilometer, kata Kepala Seksi Gunung Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo. Ia menjelaskan dari Pos Ngepos hanya terlihat satu kali luncuran awan panas yang mengarah ke hulu Kali Gendol, tetapi berdasarkan rekaman Seismograf terjadi delapan kali awan panas. Jarak luncur awan panas semakin berkurang dibandingkan beberapa hari terakhir yang pada Minggu petang (4/6) sempat mencapai empat kilometer, bahkan pada Selasa malam masih sekitar dua kilometer. "Untuk guguran lava pijar sepanjang pagi ini tercatat enam kali menuju hulu Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 1,5 km serta enam kali ke arah hulu Kali Gendol berjarak luncur maksimum satu kilometer," katanya. Pada kurun waktu tersebut, berdasarkan hasil rekaman Seismograf, terjadi 20 kali gempa guguran dan dua kali gempa tektonik. Gunung Merapi sejak ditetapkan statusnya menjadi "awas" pada 13 Mei lalu hingga sekarang aktivitasnya berfluktuasi. Jarak luncur awan panas dan guguran lava pijar pernah menjangkau empat kilometer, tetapi bisa juga hanya satu kilometer. Dalam upaya mengantisipasi kemungkinan semburan awan panas semakin jauh jarak luncurnya, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau warga di lereng Merapi agar terus waspada. Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, sebelumnya minta masyarakat untuk kembali ke barak pengungsian pada malam hari, sedangkan pada pagi dan siang hari khusus laki-laki bisa beraktivitas seperti biasa di tempat tinggal masing-masing. (*)

Copyright © ANTARA 2006