"Jika dibandingkan dengan mayoritas negara berkembang lain yang saat ini belum merilis data pertumbuhannya, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif masih lebih baik," kata Eka Fitria dalam Media Gathering daring, Selasa.
Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2023 juga lebih dari Tiongkok yang sebesar 4,5 persen, Korea Selatan yang tumbuh 0,1 persen, dan Singapura yang sebesar 0,8 persen.
Eka mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I 2023 mengkonfirmasi prediksi bahwa pencabutan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mengembalikan mobilitas warga dapat memulihkan permintaan domestik serta di tengah dampak kenaikan harga BBM pada September 2022.
Di samping itu, akselerasi belanja pemerintah yang tumbuh hampir 4 persen secara tahunan di kuartal I 2023 atau meningkat dibandingkan kontraksi 4,77 persen di kuartal IV 2023 juga menjadi kunci pendorong perekonomian.
Sektor manufaktur yang menyumbang sekitar 18,6 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) di kuartal I 2023 juga masih tumbuh sebesar 4,4 persen, meski lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,6 persen.
Pertumbuhan manufaktur antara lain disumbang oleh kebijakan hilirisasi sebagaimana tampak dari pertumbuhan industri logam dasar sebesar 5,51 persen di kuartal I 2023.
"Kami meyakini tren pertumbuhan ekonomi ini akan berlanjut ke kuartal selanjutnya seiring dengan belanja pemerintah yang semakin agresif dan inflasi yang stabil," kata Eka.
Baca juga: Bank Mandiri perkirakan ekonomi tumbuh 5,07 persen di kuartal II 2023
Baca juga: Kemenkeu lihat ekonomi kuartal II akan lebih baik berkat momen Lebaran
Baca juga: Ekonom Bank Mandiri sebut kinerja perbankan masih sehat
Baca juga: Ekonom Bank Mandiri perkirakan investasi tumbuh 6 persen di 2023
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
