Jakarta (ANTARA) - Country Director World Bank(Bank Dunia) Indonesia Satu Kahkonen menyoroti tiga jalur pelengkap (complementary pathways) untuk mempromosikan ketahanan ekonomi di Indonesia ke depan.

Jalur pertama adalah penciptaan mata pencaharian yang berkelanjutan.

“Cara paling berkelanjutan untuk keluar dari kemiskinan adalah bekerja. Namun di Indonesia, pekerjaan seringkali tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan. Petani menderita karena produktivitas rendah, sehingga membatasi pendapatan mereka,” ujarnya dalam acara peluncuran Laporan “Pathways Towards Economic Security: Indonesia Poverty Assesment oleh World Bank (Bank Dunia) di The Energy Building, Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan pekerja non-pertanian di daerah pedesaan maupun perkotaan sering terlibat dalam sektor jasa bernilai tambah rendah. Meskipun mereka bekerja keras, lanjut dia, sering kali bayarannya tidak cukup untuk keluar dari kemiskinan.

Karena itu, jebakan produktivitas rendah ini perlu diatasi dengan berbagai kebijakan pelengkap dan memberdayakan sektor swasta, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja lebih produktif.

Jalur kedua untuk mempromosikan ketahanan ekonomi adalah melindungi rumah tangga dari guncangan ekonomi, kesehatan, dan iklim.

“Pandemi COVID-19 adalah contoh kejutan besar, itu bisa mendorong banyak rumah tangga ke dalam kemiskinan. Namun, berkat peningkatan program pemerintah yang cepat, dampak terhadap kemiskinan berkurang,” kata Satu.

Kendati telah ada dari program pemerintah, Indonesia dikatakan rentan khususnya terhadap bencana terkait iklim. Menimbang hal tersebut, memperkuat sistem perlindungan sosial Indonesia dan meningkatkan inklusi keuangan dinilai sangat penting guna meningkatkan ketahanan ekonomi.

Adapun jalur ketiga menuju keamanan ekonomi adalah pembiayaan investasi pro kaum miskin. Upaya tersebut dilakukan dengan investasi dan sumber daya guna mempromosikan mata pencaharian berkelanjutan, serta melindungi rumah tangga dari guncangan.

Bank Dunia menyarankan Indonesia lebih memperkuat peningkatan pendapatan masyarakat dengan meningkatkan rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di atas 11 persen.

“Meskipun reformasi pajak baru-baru ini, tetap di bawah 11 persen. Artinya, terdapat ruang bagi Indonesia untuk lebih memperkuat upaya peningkatan pendapatannya, misalnya melalui penilaian ulang atas berbagai pembebasan pajak, dan ini bisa dilengkapi dengan perampingan belanja, termasuk berbagai subsidi” ucap dia.

Ketiga jalur pelengkap itu ini paling baik diinformasikan oleh bukti mengingat Indonesia memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam mengimplementasikan dan menyediakan survei-survei utama, sehingga lebih banyak analis dapat memanfaatkan sumber data guna menginformasikan kebijakan ke depan.

“Ketahanan ekonomi dapat menjadi kenyataan di Indonesia, tapi itu akan membutuhkan upaya bersama. Kepemimpinan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan sejauh ini sangat mengesankan dan menginspirasi. Bank Dunia siap mendukung pemerintah dalam upaya ini,” ungkap Country Director World Bank Indonesia.

Baca juga: World Bank luncurkan laporan "Indonesia Poverty Assesment"
Baca juga: Bank Dunia apresiasi keselarasan aksi iklim dan pembangunan Indonesia
Baca juga: Ekonom Bank Dunia serukan pendekatan baru untuk atasi "krisis utang"
Baca juga: Bank Dunia naikkan prospek pertumbuhan global 2023 berkat China


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023