Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas itu idealnya tidak hanya dirasakan oleh segelintir orang.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meyakini keuangan inklusif menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas.

“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas itu idealnya tidak hanya dirasakan oleh segelintir orang, tapi oleh semua masyarakat. Makanya dalam strategi kita, itu dirangkai dalam satu benang merah Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan, di Jakarta, Rabu.

Ferry menjelaskan, SNKI berupaya untuk membuat masyarakat dapat mengakses layanan keuangan.

Setidaknya, terdapat tiga tujuan utama SKNI, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat penanggulangan kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan antarindividu dan antardaerah.

Menurut Ferry, ada tiga kelompok sasaran utama SNKI, di antaranya masyarakat berpenghasilan rendah, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta masyarakat lintas kelompok.

Terdapat lima golongan yang termasuk masyarakat lintas kelompok. Pertama, golongan pelajar, mahasiswa, santri, dan pemuda. Kedua, pekerja migran.

Ketiga, penyandang masalah kesejahteraan sosial, mantan napi, anak terlantar, dan disabilitas. Keempat, masyarakat di daerah tertinggal, terluar, dan perbatasan. Terakhir, perempuan.

Adapun Strategi Nasional Keuangan Inklusif itu terdiri dari lima aspek utama, yaitu edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi, layanan keuangan sektor pemerintah, serta perlindungan konsumen.

Kelima strategi tersebut juga didukung oleh kebijakan dan regulasi yang kondusif, infrastruktur teknologi informasi keuangan yang mendukung, serta organisasi dan mekanisme implementasi yang efektif.

“Jadi, semua masyarakat merasakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, baik kelompok menengah maupun bawah, bagian barat maupun timur, hingga laki-laki maupun perempuan,” ujar Ferry.

Strategi Nasional Keuangan Inklusif diharapkan dapat meningkatkan indeks inklusi keuangan menjadi 90 persen pada 2024 mendatang.
Baca juga: Financial Expo 2022 bertema "Go Inklusif, Go Produktif" resmi dibuka
Baca juga: Wapres minta Indonesia bentuk ekosistem keuangan digital yang inklusif


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023