Gelaran ini untuk menunjukkan kesiapan Bantul di dalam mengikuti proses lebih lanjut menuju Kota Kreatif Dunia versi UNESCO, atau UCCN.
Bantul (ANTARA) - Karnaval kriya yang menampilkan berbagai produk kreatif baik kerajinan dan budaya di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan kesiapan daerah ini menuju Jejaring Kota Kreatif Dunia versi UNESCO atau UNESCO Creative City Network (UCCN).

"Gelaran ini untuk menunjukkan kesiapan Bantul di dalam mengikuti proses lebih lanjut menuju Kota Kreatif Dunia versi UNESCO, atau UCCN," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih seusai mengikuti karnaval kriya bertajuk Bantul Inclusive Carnival 2023 di Pasar Seni Gabusan Bantul, Rabu sore.

Menurut dia, komitmen Pemkab Bantul untuk menuju Jejaring Kota Kreatif Dunia tersebut sudah lama dipersiapkan semenjak kabupaten ini ditetapkan sebagai Kabupaten Kreatif Kriya oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Nasional pada 2017.

Baca juga: Bantul mengekspresikan kreativitas pelaku ekraf melalui karnaval kriya

Dengan demikian, kata dia, kegiatan ini untuk menunjukkan kepada pihak pihak terkait, dengan penilaian ini bahwa Bantul siap, karena Bantul sudah masuk dalam nominasi kota kreatif Indonesia yang akan dinilai lebih lanjut, bersaing dengan tiga kabupaten kota di Indonesia, Bantul, Solo, dan Ponorogo.

"Jadi, kita telah menyisihkan ratusan kabupaten kota di Indonesia, ini hajatan bahwa kita siap. Pelaku ekraf kita siap mendukung Bantul menuju Kota Kreatif Dunia, jadi kolaborasinya sudah jadi, ekosistemnya kita kuatkan, ini pesan kepada dunia, bahwa Bantul layak sebagai Kota Kreatif Dunia versi UNESCO," katanya.

Menurut dia, Bantul siap bersaing dengan dua daerah lain dalam kategori craft and folk art tersebut, karena Bantul yakin kalau soal craft atau kerajinan pasti lebih unggul, karena sektor industri kreatif di Bantul jauh lebih berkontribusi dari pada Solo dan Ponorogo.

"Ini untuk mengirimkan pesan kepada UNESCO, kepada PBB, kan hari ini seluruh negara sedang mempersiapkan, mendaftarkan kota-kota kreatif, karena setiap negara hanya mengirimkan satu, Indonesia juga nanti hanya boleh mengirimkan satu kota atau daerah dalam satu kategori, dan kita memilih craft and folk art," katanya.

Baca juga: Kemenparekraf tetapkan kriya ekraf unggulan Kabupaten Buton Tengah

Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul Tunik Wusriarliani mengatakan, kegiatan karnaval kriya ini merupakan ekspresi dari masyarakat pelaku ekraf terhadap capaian kreativitas penciptaan kriya di Kabupaten Bantul.

Menurut dia, Karnaval Kriya bekerja sama dengan Komite Ekonomi Kreatif Bantul tersebut mengambil rute sepanjang Jalan Parangtritis, mulai Kampus Institut Seni (ISI) Yogyakarta sampai kawasan Pasar Seni Gabusan (PSG) Bantul diikuti 25 kelompok yang terdiri sekitar 800 orang.

"Peserta terdiri pemerintah daerah, dunia pendidikan, Dekranasda, sentra-sentra kerajinan, kelompok seni dan budaya, dan desa wisata. Melalui karnaval ini juga untuk memamerkan produk hasil kreasi dan produksi pelaku ekonomi kreatif Bantul," katanya.

Baca juga: Sandiaga ajak UMKM perkuat digitalisasi untuk bangkitkan ekonomi

Dia mengatakan, selain karnaval kriya, kegiatan yang diberi nama "Bantul Inclusive Carnival" dengan tema Holobis Bantul Baris itu, juga terdapat kegiatan workshop kriya inklusif yang diikuti masyarakat, termasuk difabel, masyarakat marginal untuk meningkatkan kapasitasnya.

"Kegiatan itu diharapkan mampu memicu kegiatan aktivasi Creative Hub lainnya yang lebih luas. Kegiatan itu memiliki posisi penting sebagai inisiatif dan motivasi bagi pelaku kreatif untuk juga dapat menjadi titik simpul bagi subsektor lainnya yang dikembangkan di Indonesia," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023