Padang (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sumatera Barat memberikan pembekalan kepada generasi muda tentang kesehatan reproduksi.

Kepala DP3A2KB Sumbar Gemala Ranti di Padang, Rabu, mengatakan pembekalan tersebut dilakukan melalui Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

"Program ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan fertility rate (jumlah rata-rata kelahiran), tetapi juga mempersiapkan generasi muda untuk merencanakan kehidupan berumah tangga," katanya saat sosialisasi kepada puluhan anggota Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja di Padang.

Baca juga: BKKBN: Remaja rencanakan masa depan secara matang

Ia mengatakan salah satu program prioritas yang dilakukan melalui Advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program KKBPK adalah program kesehatan reproduksi remaja.

“Program ini untuk melindungi remaja dari tiga kemungkinan risiko buruk atau Triad KRR (Tiga Risiko Kesehatan Reproduksi Remaja), yaitu seks pranikah, napza, dan HIV/AIDS,” ujarnya.

Gemala menambahkan untuk mempersiapkan remaja berkualitas dan berencana, perlu pembinaan dengan memberikan informasi yang benar dan tepat sesuai Pasal 48 Undang-Undang (UU) Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

“Pembinaan ketahanan remaja dilakukan dengan memberikan akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga,” ujarnya.

Menurutnya, Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja yang telah dibentuk di sekolah menengah, perguruan tinggi dan masyarakat bisa menjadi salah satu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja).

PIK dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna menerima dan memberikan informasi PKBR, pendewasaan usia perkawinan, keterampilan hidup (life skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR.

Baca juga: Empat remaja Sumbar diundang hadiri HUT Kemerdekaan Malaysia

Baca juga: Kejari Padang beri penyuluhan hukum serentak di enam sekolah


Namun, menurutnya, saat ini PIK belum berkembang dengan baik. Hanya beberapa yang masih aktif dan sebagian lainnya hanya aktif saat pembentukan.

“Ini menunjukkan pentingnya kita menganalisis permasalahan PIK Remaja yang berkembang dalam upaya mewujudkan Tegar Remaja dalam upaya tegar keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (KKBS),” ungkapnya.

Ia berharap dengan dukungan semua pihak, PIK Remaja bisa terus dikembangkan, sehingga generasi muda memiliki ruang yang lebih luas untuk mendapatkan informasi dan tempat berkreativitas, sehingga tidak terjebak pada tindakan menyimpang.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023