... negara-negara anggota juga mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo ...
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memimpin dua pertemuan pada hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis.

Dua pertemuan yang dipimpin oleh Jokowi pada hari kedua KTT ASEAN ke-42 adalah Sesi Retreat dan KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Dalam pidatonya pada pembukaan Sesi Retreat KTT ASEAN itu, Jokowi menyebut dua isu penting yang menjadi fokus pembahasan, yaitu tinjauan implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP) dan implementasi Konsensus 5 Poin (5PC) dalam penanganan krisis di Myanmar.

Melalui dua fokus pembahasan itu, Indonesia selaku Ketua ASEAN 2023 mendorong Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan rekan sesama negara anggota ASEAN bergerak bersama untuk meningkatkan kerja sama dan mengurangi ketegangan di kawasan, baik di kawasan Asia Tenggara maupun kawasan yang lebih luas termasuk Indo-Pasifik.

Untuk itu, terkait dengan implementasi AOIP, Presiden Jokowi mengajak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bekerja sama mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik, yang mencakup Asia Pasifik dan Samudera Hindia.

“Diperlukan kerja sama konkret dan inklusif untuk mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik, yang salah satunya dapat melalui ASEAN Indo-Pasific Infrastructure Forum sebagai platform kerja sama konkret bersama negara mitra,” kata Jokowi saat membuka sesi retreat KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kamis.

Indo-Pasifik adalah kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang mencakup 65 persen dari perekonomian dunia. Kawasan tersebut juga merupakan tempat tinggal bagi lebih dari setengah penduduk dunia sehingga banyak negara yang berebut pengaruh di Indo-Pasifik.

Melalui inisiasi Indonesia, ASEAN pada 2019 telah meluncurkan AOIP yang merupakan penegasan posisi ASEAN dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.

AIOP mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif alih-alih kompetisi dan rivalitas. AOIP menegaskan bahwa ASEAN tidak akan berpihak pada negara besar mana pun dan akan menjaga perdamaian kawasan Indo-Pasifik.

Untuk meningkatkan semangat kerja sama di kawasan ini--pada KTT ASEAN 2023--Indonesia akan menggelar beberapa kegiatan utama di bawah forum ASEAN-Indo-Pasifik sebagai bagian dari implementasi AOIP.

Selain forum infrastruktur, kegiatan tersebut juga mencakup dialog kepemudaan dan pengembangan digital dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), forum ekonomi kreatif, dan KTT ASEAN bisnis dan investasi.

Selanjutnya, tidak hanya di kawasan Indo-Pasifik, ASEAN pun terus berupaya meredakan ketegangan di internal kawasannya sendiri, yakni dengan membantu menangani krisis politik dan kemanusiaan yang terjadi di salah satu negara anggotanya, Myanmar.

ASEAN sebelumnya telah mendesak junta untuk menerapkan rencana perdamaian Konsensus Lima Poin yang disepakati pada April 2021, yang menyerukan, antara lain, penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan mengizinkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pada Selasa (9/5) mengatakan bahwa implementasi dari Konsensus Lima Poin telah dibahas bersama para Menlu ASEAN menjelang KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo.

Sebagai pemegang mandat Keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia memilih untuk melakukan diplomasi senyap (non-megaphone diplomacy) dalam menyelesaikan krisis Myanmar. Retno menyebut langkah itu ditempuh untuk memberikan ruang bagi para pihak dalam membangun kepercayaan dan membuka komunikasi.

Para anggota lain ASEAN pun mendukung upaya Indonesia untuk melanjutkan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar.

“Kami mendukung upaya-upaya Ketua ASEAN, termasuk upaya Indonesia dalam melanjutkan keterlibatan para pemangku kepentingan di Myanmar, dan mendorong kemajuan implementasi Konsensus Lima Poin,” demikian pernyataan tersebut.

Para pemimpin ASEAN juga menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kekerasan yang masih berlangsung di Myanmar.

Mereka mendesak penghentian segera segala bentuk kekerasan dan pengerahan pasukan demi terciptanya dialog nasional inklusif serta pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman dan tepat waktu.

Selain itu, dalam pernyataan bersama para pemimpin ASEAN, Rabu, negara-negara anggota juga mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo dalam merespons serangan yang baru-baru ini terjadi terhadap Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA) Centre dan tim monitoring ASEAN di Myanmar.

Presiden Jokowi pada Senin (8/5) kembali menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo.

Jokowi mengatakan bahwa serangan terhadap AHA Centre dan tim monitoring ASEAN tidak akan menyurutkan tekad Indonesia dan ASEAN untuk terus menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar.

Kemudian, dalam pembukaan Sesi Retreat KTT ASEAN pada Kamis, Presiden Jokowi mengatakan bahwa sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia terus berupaya agar ada langkah maju dari implementasi Konsensus 5 Poin (5PC) melalui pelibatan berbagai pihak, mendorong terciptanya dialog yang inklusif, menyerukan penghentian kekerasan, dan memfasilitasi penyelesaian Joint Needs Assesment melalui AHA centre, dan juga menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Jokowi mengakui bahwa belum ada kemajuan signifikan dari implementasi 5 PC itu. "Saya harus berterus terang bahwa implementasi 5 PC belum ada kemajuan yang signifikan sehingga diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan," ujarnya.

Namun demikian, Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi juga kembali menekankan bahwa kurangnya kemajuan dalam implementasi 5 PC bukan berarti ASEAN harus menyerah dengan kondisi di Myanmar.

Hal itu justru berarti ASEAN harus semakin bersatu untuk membantu sesama negara anggota, khususnya Myanmar untuk keluar dari krisis, agar semua anggota ASEAN dapat maju bersama dan tidak meninggalkan siapa pun.

Selain itu, di hadapan para pemimpin ASEAN, Presiden Jokowi juga telah menyampaikan harapan agar isu yang berkaitan dengan situasi terkini di Myanmar tidak perlu menghambat upaya percepatan pembangunan komunitas ASEAN.

"Yang ingin juga saya pastikan adalah bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan Komunitas ASEAN karena pembangunan Komunitas ini adalah yang ditunggu oleh masyarakat ASEAN," kata Jokowi.

Pada Keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Indonesia bertujuan memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN agar mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.

Pemerintah Indonesia menyatakan akan mengawal kawasan menuju ASEAN 2045 yang perlu lebih adaptif, responsif, dan kompetitif dengan cara-cara yang sejalan dengan prinsip Piagam ASEAN.

Sebagai ketua, Indonesia juga bertujuan memperkuat pemulihan ekonomi regional dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan yang berkelanjutan. 



Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023