kami mohon kepada RT/RW agar bisa membersihkan TPS setiap hari
Surabaya (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya menyiapkan petugas pemantau volume sampah dan gerobak di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sebagai upaya mencegah penumpukan volume sampah di 190 TPS se-Kota Pahlawan, Jatim.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Kamis, mengatakan, pihaknya akan mengatur jadwal gerobak sampah ke TPS. Hal ini diharapkan supaya petugas gerobak sampah tidak berbarengan datang ke TPS sehingga menimbulkan penumpukan.

"Langkah kami ke depan akan mengatur penggerobak sampah itu sesuai jadwal. Jadi biar mereka tidak bersamaan menumpuk sampah ke TPS," kata Agus.

Untuk itu, Hebi menyebut, pihaknya akan menerjunkan jajarannya untuk melakukan monitoring ke setiap TPS. Para petugas diterjunkan untuk menghitung berapa gerobak yang datang setiap hari hingga volume sampah di TPS.

"Nanti akan kami turunkan staf untuk mengecek gerobak-gerobak tersebut dari mana saja, lalu setiap hari volumenya berapa. Jadi nanti ada petugas di 190 TPS. Kemudian nanti akan dibagi jam gerobak untuk masuk ke TPS," ucapnya.

Baca juga: Sampah sisa makanan meningkat di Surabaya saat Ramadhan
Baca juga: DLH: 1.500 ton sampah per hari masuk ke TPA Benowo Surabaya


Begitu juga dengan armada truk pengangkutnya, Hebi menyatakan, akan menjadwal armada truk pengangkut sampah dari TPS menuju TPA. Termasuk pula menghitung jarak setiap TPS menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.

"Misalnya satu armada truk itu mengangkut 15 gerobak sampah, maka yang 15 gerobak jam berapa dulu. Nah, nanti kami buat jadwal yang pasti, sehingga tidak sampai terjadi penumpukan sampah," katanya.

Menurut dia, rata-rata dalam sehari, volume sampah yang ada di TPS skala besar bisa mencapai sekitar 70 ton seperti misalnya di TPS Rangkah dan Srikana. Sebab, kata dia, seperti di TPS Rangkah ini menampung sampah dari tiga wilayah kecamatan yakni Tambaksari, Kenjeran dan Simokerto.

"Tapi setiap wilayah (TPS) itu beda-beda volume sampahnya. Kalau TPS besar-besar seperti Rangkah, Bukit Barisan dan Srikana bisa sampai 70 ton per hari, dengan angkutan truk 12-13 rit. Kalau yang TPS biasa, normalnya armada pengangkut bisa 2-5 rit dalam satu hari," katanya.

Baca juga: Pemkot Surabaya kampanye Gerakan Ramadhan Tanpa Sampah
Baca juga: KLHK: Surabaya kota percontohan pengolahan sampah jadi listrik


Dengan jumlah 190 TPS dan 107 armada truk pengangkut sampah yang dimiliki DLH Surabaya, tentu dibutuhkan manajemen jadwal yang memadai. Karena itu, Hebi memastikan, ke depan akan mengatur jadwal gerobak sampah agar tidak terjadi lagi penumpukan di TPS.

"Jadi kami ke depannya atur jadwalnya seperti itu. Mungkin seminggu sekali ada petugas, karena volume sampah ini bisa berubah-ubah," ujar mantan Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya ini.

​​​​​​Di sisi lain, Hebi juga mengimbau kepada pengurus RT/RW agar tidak memarkir gerobak sampah di TPS. Apabila sampah sudah dibuang ke TPS, gerobak itu bisa diparkir kembali ke wilayah masing-masing seperti di Balai RW. Karena menurutnya, operasional TPS tentu tidak akan mencukupi ketika seluruh gerobak sampah ditaruh di TPS.

"Jadi itu yang kami mohon kepada RT/RW agar bisa membersihkan TPS setiap hari. Kemudian juga pemulung atau pengepul supaya tidak menaruh barangnya di TPS. Silahkan memulung di TPS tapi hasilnya segera dibawa pulang, sehingga TPS tetap bersih," katanya.

Baca juga: Gubernur Jawa Barat minta bupati/wali kota kampanyekan bebas sampah
Baca juga: Pemkab Bekasi angkut tumpukan sampah sepanjang 150 meter di Kali Jambe


 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023