Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat membentuk Bank Sampah Induk atau tingkat kota untuk menggerakkan ekonomi sirkular warga Surabaya melalui pemilahan dan pengelolaan sampah.

"Bank sampah sudah ada di tingkat kelurahan, tetapi saya inginnya di tingkat kota juga ada, karena jangan sampai di tingkat kelurahan warga bingung menjualnya dan diambil oleh tengkulak," kata Wali Kota Eri di sela acara launching Lomba Kampung Surabaya Hebat (KSH) 2023 di Balai Pemuda Surabaya, Senin.

Dengan demikian, lanjut dia, nantinya bank sampah RW akan mengambil dari rumah tangga yang sudah dipilah. Sampah yang sudah terkumpul di bank sampah RW, lantas dikirim ke kelurahan dan ke tingkat kota.

"Jadi, bank sampah tingkat kota yang berhubungan dengan pabrik. Dengan demikian, ada sirkulasi ekonominya, karena sampah itu menghasilkan ekonomi yang besar. Bahkan yang (sampah) sachet, di-press itu sudah siap kirim ekspor," ujarnya.

Baca juga: DLH Surabaya siapkan petugas pemantau volume sampah di TPS

Menurut dia, di Kota Surabaya sudah terbentuk ratusan bank sampah di tingkat RW hingga kelurahan. Akan tetapi, selama ini sampah yang telah terkumpul di bank sampah itu dijual secara mandiri.

"Mereka menjual sendiri, berputar. Seharusnya kan tingkat kota ada. Nanti Insya Allah tingkat kota saya akan taruh di Dinas Lingkungan Hidup, sudah siap tempatnya," kata Eri.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menyatakan, di Kota Pahlawan telah terbentuk 600 lebih bank sampah. Ratusan bank sampah ini ada di tingkat RW, kelurahan, lingkungan sekolah hingga perkantoran.

"Namun, produktivitas belum optimal. Per hari hanya bisa maksimal 2 ton dari 600 bank sampah itu," kata Hebi.

Baca juga: Pengelolaan sampah jadi sumber pendapatan daerah di Surabaya

Oleh karena itu, menurut dia, perlu dibentuk Bank Sampah Induk atau tingkat Kota Surabaya. Nantinya, Bank Sampah Induk akan memfasilitasi seluruh bank sampah yang ada di Kota Surabaya.

"Jadi, bergerak mengumpulkan pemilahan plastik, botol dan sebagainya untuk dicatat administrasi. Bank Sampah Induk bertanggung jawab, dijual ke mana, dengan harga sama, tidak jatuh, tidak terlalu tinggi dan sebagainya," kata dia.

Hebi juga menyatakan, rencananya Bank Sampah Induk akan dikelola oleh pihak ketiga. Sementara Pemkot Surabaya akan memfasilitasi Bank Sampah Induk bertemu langsung dengan perusahaan pengelola sampah. "Jadi seperti itu konsepnya," kata dia..

Saat ini, kata dia, pihaknya masih menata terkait rencana pembentukan bank sampah tingkat kota. Ia menargetkan bank sampah tingkat kota itu nanti mampu mengumpulkan minimal 5 ton sampah per harinya.

Baca juga: Sembilan tempat pembuangan sampah di Surabaya sudah wujudkan konsep 3R

"Di Ngagel Timur itu Bank Sampah Induk Surabaya, cuma tempatnya tidak representatif. Jadi sekalian ditata," kata Hebi.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023