Kalau lumpuh belum, tapi kalau terganggu pasti.
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi biro perjalanan wisata Indonesia (ASITA) menyatakan sampai saat ini musibah banjir yang melanda ibu kota belum sepenuhnya melumpuhkan industri pariwisata Jakarta.

"Kalau lumpuh belum, tapi kalau terganggu pasti. Saat ini aktivitas industri pariwisata masih bisa terus berjalan," kata Ketua Bidang Humas ASITA Chapter DKI Jakarta, Jongky Adiyasa, di Jakarta, Kamis.

Ia mencontohkan, pagi ini sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa tetap datang ke Jakarta dan tidak membatalkan perjalanannya meskipun telah mengetahui informasi soal siaga banjir Jakarta.

Sejumlah agen perjalanan wisata juga masih mengoperasikan aktivitasnya misalnya dalam hal penjemputan wisman di Bandara Soekarno-Hatta pagi ini.

"Kita masih bisa akses bandara, pagi ini rombongan wisman dari Eropa juga tetap datang ke Jakarta," katanya.

Namun ia tidak menampik adanya keterlambatan dalam layanan termasuk kegiatan MICE (Meeting Incentives Conference and Exhibition) yang sangat mungkin akan terganggu dan hampir pasti mengecewakan calon wisatawan.

"Tapi saya belum mendengar ada perjalanan yang dibatalkan, kalau kekecewaan akibat tidak bisa memenuhi perjanjian sudah banyak yang melaporkan," katanya.

Sejauh ini pihaknya masih merasa mampu mengatasi persoalan yang terjadi akibat siaga banjir tersebut.

Posisi Jakarta sendiri, menurut dia, merupakan kota tujuan wisata MICE atau bisnis yang lebih sering menjadi kota transit bagi wisatawan menuju destinasi liburan yang lain seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

"Tapi meski banjir begitu tetap ada penyesuaian di lapangan, pihak airlines pun misalnya memberikan toleransi waktu bagi para calon penumpangnya meskipun mereka juga diimbau datang lebih awal di bandara," katanya.

Ia mengakui, darurat banjir tetap saja mengganggu aktivitas bisnis industri pariwisata dari sisi mobilisasi hingga komunikasi khususnya jaringan internet yang menjadi tidak stabil.

"Namun saya tidak berpikir bahwa ini akan menurunkan citra Jakarta atau mengurangi wisatawan yang datang, ini fenomena alam yang bisa terjadi di mana pun," katanya.
(H016)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013