Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Muh Abdul Khak mengatakan kegiatan revitalisasi bahasa daerah penting dilakukan untuk mencegah punahnya penggunaan bahasa daerah oleh generasi muda.

"Saat ini dengan banyaknya bahasa serapan, dan makin sedikitnya penutur muda menggunakan bahasa daerah, kegiatan revitalisasi bahasa daerah ini harus dimulai sejak dini dan penting dilakukan," ujar Muh Abdul Khak di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan kegiatan revitalisasi bahasa daerah tersebut akan menggunakan dua model, yaitu menargetkan bahasa daerah yang akan punah dan bahasa daerah yang penuturnya banyak, namun mengalami penurunan penutur muda.

Baca juga: BBPA: Perlindungan bahasa daerah jadi program prioritas 2023

"Sekarang bahasa daerah dengan penutur banyak pun masih mengalami penurunan signifikan jumlah penutur muda, sehingga perlu direvitalisasi agar tetap terjaga serta makin banyak penutur muda di kota besar," katanya.

Dia menjelaskan untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah di wilayahnya, yang paling mudah dapat dilakukan dengan menggunakannya dalam komunikasi keseharian di tengah keluarga.

"Untuk di sekolah, terutama sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), kami sudah merancang model pembelajaran bahasa daerah yang berbeda dengan pelajaran muatan lokal (mulok). Melainkan menawarkan beberapa alternatif untuk pembelajaran yang merdeka dan menyenangkan bagi siswa," ucapnya.

Dia mengatakan alternatif pembelajaran bahasa daerah yang bebas dipilih oleh siswa tersebut meliputi kelas menulis cerpen dan puisi, mendongeng, komedi tunggal, menulis dan membaca aksara bahasa daerah, dan pidato.

Baca juga: Kalteng dukung revitalisasi sebagai upaya pelestarian bahasa daerah

Baca juga: Kantor bahasa NTT gelar Rakor perkuat perlindungan bahasa daerah


"Jadi, ini adalah konsep merdeka belajar, karena anak diberi kebebasan memilih apa yang disukai dalam pembelajaran bahasa daerah, sehingga anak muda tidak malu menggunakan bahasa daerahnya. Nanti yang suka komedi tunggal akan dikumpulkan dari kelas 1-6 di satu kelas untuk belajar bahasa daerah mereka yang diimplementasikan melalui komedi tunggal," kata dia.

Menurut dia, pada tahun ini ditargetkan model pembelajaran itu dapat terlaksana di berbagai daerah, salah satunya Lampung.

"Tahun ini harus terlaksana, sebab di akhir tahun akan ada festival tingkat provinsi dan nasional. Harapannya di tingkat kabupaten dan kota, pemerintah daerah bisa ikut serta menyukseskan ini. Sebab, bila tidak kita mulai sekarang bahasa ibu atau bahasa daerah bisa kehilangan penutur di kalangan generasi muda," ucapnya.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023