Banjarmasin (ANTARA) - Pakar Kesehatan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof. Dr dr Syamsul Arifin mengatakan pemerintah harus menguatkan sistem kesehatan yang tangguh setelah pencabutan status pandemi COVID-19 secara global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Pandemi COVID-19 menjadi pelajaran paling berharga terkait bencana global kesehatan dan bagaimana setiap negara menanggulanginya melalui sistem kesehatan yang tangguh," kata dia di Banjarmasin, Jumat.

Ditegaskan Syamsul, dicabutnya status pandemi bukan berarti COVID-19 sepenuhnya hilang, namun lebih ke arah kondisi yang dulu keadaan darurat menjadi sekarang tidak lagi alias hanya penyakit biasa.

Oleh karena itu, perlunya ketahanan dan kapasitas sistem kesehatan untuk melakukan respon jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan.

Baca juga: Ma'ruf Amin: Pemerintah siapkan langkah-langkah masuki endemi COVID-19

Baca juga: Kemenkes: Booster kedua dikebut sasar 50 persen usia dewasa sehat


Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM ini menyampaikan ada lima pilar sistem yang penting untuk respon COVID-19 agar efektif.

Pertama surveilans, laboratorium, dan intelijen kesehatan masyarakat. Kedua penelitian, pengembangan, dan akses merata pada sarana penanganan dan persediaan esensial.

Ketiga perawatan klinis yang aman. Keempat vaksinasi, langkah kesehatan masyarakat dan sosial serta pelibatan masyarakat.

Kelima koordinasi kesiapan dan respon COVID-19.

Kemudian pandemi yang telah ditetapkan sebagai bencana kesehatan global yang berdampak sosial dan ekonomi juga turut melahirkan kerja sama pentahelix berupa upaya mitigasinya.

Peran pentahelix yang dimaksud adalah pemerintah, masyarakat, akademisi, media dan swasta.

Menurut Syamsul, sinergi, integrasi dan peningkatan kolaborasi di kalangan pentahelix perlu didorong melalui peningkatan pemahaman dan peran masing-masing dalam melaksanakan lima pilar penanggulangan pandemi tersebut.

"Agar kerja sama yang telah terjalin selama pandemi terus terbina dan berkelanjutan maka perlu dibuat forum pentahelix di tiap kabupaten disertai rencana kegiatan guna kesiapsiagaan dan mitigasi COVID-19," ujar pria yang menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya ini.*

Baca juga: Epidemiolog: Indonesia siap akhiri kedaruratan kesehatan masyarakat

Baca juga: Kemenkes imbau calon jamaah haji waspadai MERS-CoV

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023