... sepakat melanjutkan segala upaya mencegah dan melawan aksi terorisme... "
Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengecam penculikan warga negaranya di Aljazair dan telah menghubungi perdana menteri Aljazair dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengenai penyelesaian krisis tersebut.

"Aksi terorisme dan memakan korban itu sesuatu yang seharusnya tidak terjadi dan harus dikecam," kata Abe dalam keterangan pers bersama Presiden Susilo Yudhoyono usai pertemuan bilateral kedua pemimpin pemerintahan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat sore.

Ia mengatakan, koleganya, Yudhoyono, sepakat aksi terorisme merupakan suatu hal yang tidak boleh terjadi.
"Kami sepakat melanjutkan segala upaya mencegah dan melawan aksi terorisme," kata Abe. Keselamatan para sandera jadi prioritas utama dan akan dilakukan sejumlah upaya untuk mengakhiri krisis itu.

"Keselamatan manusia harus menjadi prioritas utama. Saya telah menghubungi Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dan perdana menteri Aljazair dan memintanya untuk memprioritaskan hal itu," katanya.

Abe memandang penculikan warganya di Aljazair itu sangat serius; jamuan kenegaraan yang sedianya dilaksanaka pada Jumat malam, di Istana Merdeka, dibatalkan. Dia langsung kembali ke Tokyo.  

Sebelumnya, diberitakan gerilyawan menculik lima warga Jepang dan seorang Prancis dari fasilitas minyak British Petroleum, di In Amena, Aljazair selatan, Rabu (16/1). Pasukan Aljazair menggelar operasi penyelamatan.

Lima warga Jepang itu bekerja pada perusahaan JGC Coproration, kata satu sumber diplomatik. JGC memiliki satu perjanjian dengan Asosiasi Sonatrach-BP-Statoil bagi pekerjaan di produksi gas di In Amenas.

Aljazair mengizinkan Prancis menggunakan wilayah udaranya dalam intervensi militernya terhadap gerilyawan Islam di Mali kendatipun para pejabat tidak mengaitkan antara serangan Rabu itu dan konflik di selatan Aljazair. 

(P008/D007) 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013