Ambon (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Pattimura Ambon, Maluku, Wahab Tuanaya mengatakan partai politik memiliki tanggung jawab penuh untuk memberikan pendidikan politik kepada para artis yang digaet menjadi bakal caleg untuk meraih suara pada Pemilu 2024.

"Pastinya selebritas juga memilih ke parpol yang mana dia akan bernaung, tentunya parpol juga bertanggung jawab penuh untuk memberikan pendidikan politik," kata Tuanaya di Ambon, Maluku, Senin.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Pattimura itu mengatakan tren pencalonan selebritas atau artis terkenal sebagai bakal calon anggota legislatif (caleg) di Indonesia, khususnya di Maluku, merupakan strategi partai untuk meraih banyak suara.

"Menurut saya sah-sah saja karena itu merupakan salah satu strategi untuk meraih suara pada kontestasi politik," tambahnya.

Baca juga: Sejumlah artis jadi bacaleg PAN DKI Jakarta

Pasalnya, lanjut Tuanaya, saat ini banyak partai politik di daerah yang menggaet selebritas, mulai dari kalangan penyanyi, pemain film, hingga selebritas media sosial Instagram (selebgram) untuk diajukan sebagai bakal caleg.

Di Maluku ada nama-nama pesohor, seperti Puspa Pattisahusiwa, Doddy Latuharhary, dan Putri Pasanea yang merupakan penyanyi dan selebgram yang diusung oleh sejumlah partai sebagai bakal caleg.

Hal tersebut memunculkan keraguan di kalangan masyarakat karena para artis atau selebritas itu dinilai tak memiliki latar belakang politik yang jelas.

Baca juga: Hasto umumkan Once Mekel hingga Denny Cagur jadi caleg PDIP

Menurut Tuanaya, hal itu sengaja dilakukan oleh parpol lantaran figur artis dan selebritas memiliki elektabilitas cukup kuat dibandingkan dengan kader-kader partai.

"Kontestasi politik ini juga dimaknai sebagai pertarungan elektabilitas antar-figur. Selebritas ini kan sudah dikenal baik di masyarakat, jadi akan memengaruhi jumlah suara tentunya. Istilahnya, daripada pilih yang tidak kenal, lebih baik pilih yang kenal," ujarnya.

Partai politik yang mengusung bakal caleg dari kalangan selebritas cenderung bertujuan untuk meraup banyak suara saat Pemilu Serentak 2024.

Baca juga: PAN tolak Denny Cagur kembali usai pindah ke PDIP

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023