Jakarta (ANTARA News) - Petugas jaga pintu lintasan kereta api Bintaro Permai, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, mendapatkan gaji dari Ketua RW setempat dan partisipasi swadaya masyarakat sekitar. "Tiap bulan saya mendapatkan gaji Rp600 ribu. Pak RT atau Pak RW yang biasanya menyerahkan uang itu," kata Udin, di Jakarta, Kamis. Pintu lintasan kereta api Bintaro Permai merupakan satu dari empat pintu lintasan kereta api antara stasiun Pondok Kranji dan stasiun Kebayoran Lama dan satu-satu pintu lintasan yang tidak resmi. Karena tidak resmi itulah, dinas perhubungan atau PT KAI tidak mengaji para petugas jaga pintu lintasan. PT KAI sendiri hanya menyediakan fasilitas berupa pos jaga dan peralatannya. "Keempat pintu lintasan yaitu pintu lintasan kereta api Pondok Kranji, pintu lintasan Bintaro Permai, pintu lintasan kodam Bintaro dan pintu lintasan Kebayoran Lama," kata Udin. Petugas jaga yang ada berjumlah empat orang terbagi dalam tiga shif. Untuk shif pertama dari pukul 08.00-16.00, shif kedua dari pukul 16.00-24.00 dan shif ketiga dari pukul 24.00-08.00. Jadi masing-masing petugas mendapatkan libur satu hari. Menurut Udin, dari pihak Dinas Perhubungan atau PT KAI tidak pernah memperhatikan nasib pintu lintasan ini. Mereka hanya datang satu kali ketika pemasangan alat sistem peringatan dini kereta api. Selanjutnya masyarakat sendiri yang mengelolanya. Padahal lalu lintas kendaraan yang lewat pintu lintasan ini cukup padat. Baik itu kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi penghuni perumahan bintaro permai. Selain itu, jalur ini juga digunakan sebagai jalur alternatif ke arah Tanah Kusir. Lain pintu lintasan, lain juga nasibnya. Pintu lintasan kereta api kodam Bintaro yang berjarak kurang lebih 300 meter dari pintu lintasan Bintaro Permai mendapat dukungan dari Dinas Perhubungan maupun PT KAI. Sukanta (39), salah satu petugas jaga pintu lintasan kodam Bintaro, mengatakan, Dinas Perhubungan sering mengunjungi pintu lintasan ini. Biasanya satu minggu sekali, bahkan pimpinan juga sering berkunjung. Berbeda dengan Udin, nasib Sukanta lebih beruntung karena mendapatkan status pegawai negeri sipil Dinas Perhubungan. Penghasilannya mencapai Rp1,2 juta per bulan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006