Beijing (ANTARA/PRNewswire)- Bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping, Sang Ibu Qi Xin telah menjadi teladan untuk berbagai hal. Peran Qi Kin turut berperan besar menentukan prinsip dan prioritas seorang calon pemimpin negeri ini.

Qi, lahir pada 1926, bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (CPC) pada 1943, ketika berusia 17 tahun. Dia pun menjadi pendukung setia prinsip dan keyakinan Partai.

"Orang tua dan warga senior harus mewariskan prinsip moralitas yang baik kepada anak-anaknya sejak kecil, serta membina integritas moral dan niat berbuat kebaikan. Dengan demikian, anak-anak ini dapat berkembang menjadi sosok yang dapat berkontribusi kepada negara dan masyarakat," kata Xi suatu ketika.  

Qi menjalani kehidupan bersahaja, dan jalan hidupnya menjadi tradisi bagi keluarga. Meski menghadapi banyak kesulitan, dia berhasil merawat keluarga sembari bekerja.

Xi memiliki cita-cita yang berasal dari kenangannya dari buku cerita bergambar tentang Yu Fei yang dibeli Sang Ibu. Yu Fei adalah seorang jenderal legendaris Tiongkok yang melawan musuh demi melindungi rakyat pada masa Dinasti Song Selatan (1127-1279).

Kepada Xi yang saat itu masih berusia lima tahun, Qi berkisah, ibu Yu Fei membuat tato pada punggung anaknya dengan empat aksara Tiongkok, "jing zhong bao guo" yang secara harfiah bermakna, "mengabdi pada negara dengan sungguh-sungguh". Hal ini membuat Yue tak pernah melupakan tanggung jawab yang diembannya.  
Sebagai putra yang setia dan mengasihi ibunya, Xi selalu berbincang dan berjalan-jalan dengan Qi ketika ia memiliki waktu luang. Namun, bagi Qi, hal yang sangat menunjukkan bakti Xi pada ibunya adalah kiprah Xi saat bertugas dengan sebaik-baiknya, serta melayani rakyat dengan sepenuh hati.

Selama bertahun-tahun terakhir, karier politik Xi telah membawanya dari Shaanxi, Tiongkok Barat Daya, menuju Provinsi Hebei, di sebelah utara, Fujian, Zhejiang, dan Shanghai di sebelah timur, lalu akhirnya Beijing. Di semua tempat ini, karya dan kontribusi Xi dikenang dan dipuji oleh warga setempat.

Bagi Xi, keluarga dan tradisi keluarga telah menjadi fondasi yang baik dalam pengelolaan negara. Bertahun-tahun kemudian, Xi masih mengingat kearifan Sang Ibu, dan mengejar cita-cita awal yang turut diarahkan Sang Ibu.



Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023