"Saya mendukung MUI yang mengambil momentum tahun politik ini, untuk ajang silaturahmi bukan hanya di kalangan tokoh-tokoh ormas dan pimpinan agama islam, tapi juga dengan tokoh politik dan pimpinan organisasi politik,”
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengapresiasi rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengundang pimpinan partai politik (parpol) dalam kegiatan halal bihalal.

"Saya mendukung MUI yang mengambil momentum tahun politik ini, untuk ajang silaturahmi bukan hanya di kalangan tokoh-tokoh ormas dan pimpinan agama islam, tapi juga dengan tokoh politik dan pimpinan organisasi politik,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pada dasarnya kegiatan halal bihalal memang dimaksudkan untuk hadirkan semangat baru, merajut persaudaraan dan persatuan, baik di antara umat Islam yang ada di organisasi kemasyarakatan (ormas) maupun di organisasi politik (orpol).

Menurut Hidayat, mestinya kegiatan ini berlanjut bukan hanya di tahun politik, tapi juga di tahun-tahun sesudah selesainya perhelatan politik. Agar makin harmoni dan bersaudaralah antara pimpinan umat baik yang ada di ormas maupun di orpol.

Kata dia, popularitas Halal bihalal dimulai ketika tahun 1948, dimana KH Abdul Wahab Hasbullah memperkenalkan istilah halal bihalal kepada Bung Karno yang ingin mendinginkan panasnya suasana politik Indonesia saat itu.

"Bung Karno setuju menyelenggarakan pertemuan pasca Ramadhan dengan mengundang semua tokoh politik ke Istana Negara. Beliau memberi judul pertemuan tersebut Halal bihalal yang semangatnya adalah semangat persahabatan, persatuan dan kemajuan bangsa," jelasnya.

Menurut dia, halal bihalal dalam kerangka ke-Indonesiaan memang tidak sekedar kegiatan bermaaf-maafan antar umat Islam, tapi bisa juga menjadi ajang rekonsiliasi dan konsolidasi para tokoh bangsa dari latar belakang yang berbeda-beda.

Pewarta: Fauzi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023