Baru dipercaya mengikuti Pemilu 2014 saja, elite partainya sudah berulah"
Jakarta (ANTARA News) - Pengunduran diri Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) dari jabatan Ketua Dewan Pakar dan Wakil Ketua Majelis Partai NasDem menunjukkan pengusaha kelahiran Surabaya itu belum matang sebagai politikus, kata pengamat politik Siti Zuhro.

"Mundurnya Hary Tanoe menunjukkan belum matangnya elite partai politik dalam mengelola perbedaan pendapat," kata peneliti senior pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu di Jakarta, Senin.

Dalam dunia politik, kata dia, perbedaan pendapat adalah wajar, apalagi dalam internal suatu partai politik.

Sebagai parpol yang baru lahir dan langsung menjadi peserta Pemilu 2014, menurut dia, Partai NasDem seharusnya dapat mengelola kondisi internal organisasi politiknya.

"Baru dipercaya mengikuti Pemilu 2014 saja, elite partainya sudah berulah," tambahnya.

Hary Tanoe resmi mengajukan surat pengunduran diri sebagai Ketua Dewan Pakar dan Wakil Ketua Majelis Partai NasDem, Senin siang.

"Saya sudah menyampaikan surat pengunduran diri saya secara resmi kepada Surya Paloh. Mulai hari ini, saya bukan anggota Partai NasDem," kata Hary dalam jumpa pers di Jakarta.

Hary Tanoe yang bergabung ke Partai NasDem sejak 9 Oktober 2011, tidak sepakat dengan rencana perubahan struktur kepengurusan partai, termasuk keinginan Surya Paloh menjadi ketua umum partai.

Meskipun demikian, Hary akan tetap berkecimpung dalam dunia politik. "Idealisme politik saya masih tetap akan saya jalankan," katanya.
(F013/D007)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013