Untuk itu, pihak kepolisian telah membuka penyelidikan kasus pembunuhan untuk kebakaran itu.
Kebakaran terjadi di lantai atas hostel Loafers Lodge di Newtown pada dini hari Selasa (16/5). Kebakaran itu menyebabkan kerusakan struktural besar di hostel tersebut yang menghambat upaya pemulihan.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap aspek kesehatan dan keamanan, polisi mengatakan penyelidik berharap dapat masuk ke gedung yang memiliki 92 ruangan itu pada sore hari untuk memulai penyelidikan serta mencari dan mengidentifikasi korban jiwa.
"Pemeriksaan tempat kejadian perkara akan menjadi proses yang ekstensif dan metodis, dan kami memperkirakan ini akan memakan waktu, mungkin beberapa hari," kata Penjabat Komandan Kepolisian Distrik Wellington Dion Bennett.
"Saya dapat memastikan bahwa kami menindaklanjuti kebakaran ini sebagai kasus pembakaran," ujarnya.
Hostel tersebut menyediakan akomodasi untuk banyak kelompok masyarakat, diantaranya adalah pekerja konstruksi, staf rumah sakit, dan orang-orang yang sedang menjalankan hukuman karena kejahatan kecil.
Kepolisian pada Rabu mengatakan beberapa orang hilang dalam peristiwa kebakaran itu, dan jumlahnya kurang dari 20 orang.
Penyebab kebakaran itu belum diketahui. Polisi mengatakan ada kebakaran sofa yang terjadi pada Senin (15/5) malam, dua jam sebelum kebakaran fatal itu terjadi. Namun, kebakaran sofa itu belum dilaporkan ke dinas kedaruratan setempat pada saat itu.
“Kami akan berupaya untuk memastikan keterkaitan antara kebakaran sofa itu dengan kebakaran fatal yang terjadi setelahnya,” kata Bennett.
Sebelumnya pada Rabu, Dinas Kebakaran dan Kedaruratan Selandia Baru (FENZ) mengatakan situasi di gedung tersebut aman untuk polisi masuk ke dalam.
“Langkah selanjutnya untuk kami adalah masuk dan memastikan tidak ada siapa pun lagi di sana, dan tentunya bekerja sama dengan polisi untuk melakukan investigasi dan membantu mereka memindahkan enam korban tewas,” kata manajer daerah FENZ Bruce Stubbs kepada Radio Selandia Baru.
Sumber: Reuters
Baca juga: Enam tewas dalam kebakaran hostel di Selandia Baru
Baca juga: Kebakaran hutan Selandia Baru belum tunjukkan tanda mereda
Penerjemah: Raka Adji
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023
