industri retail kelihatannya yang terkena dampak paling besar."
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan kerugian yang ditimbulkan akibat banjir yang melanda ibu kota kali ini diperkirakan totalnya dapat mencapai sebesar Rp20 triliun.

"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun ini kira-kira mencapai Rp20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa.

Oleh karena itu, Jokowi menyarankan, daripada biaya anggaran digunakan untuk membayar kerugian akibat bencana banjir, maka lebih baik dialokasikan untuk pembangunan terowongan multi fungsi atau deep tunnel.

"Deep tunnel ini merupakan solusi banjir jangka panjang. Jadi, daripada terus-terusan mengeluarkan uang untuk membayar kerugian, lebih baik untuk membangun deep tunnel," ujarnya.

Jokowi menuturkan biaya yang diperlukan untuk membangun deep tunnel adalah Rp16 triliun, sedangkan total kerugian banjir mencapai Rp20 triliun. Sehingga, menurut dia, lebih baik membangun deep tunnel daripada membayar kerugian.

Gubernur berharap agar usul terkait pembangunan deep tunnel mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, sehingga proyek tersebut dapat segera dilaksanakan.

Kementerian Sosial telah menyalurkan dana sebesar lebih dari Rp15 miliar selama masa tanggap darurat bencana banjir yang melanda Ibukota Jakarta.

"Total bantuan dari Kemensos hingga saat ini senilai Rp15 miliar," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial, Margo Wiyono.

Sebelumnya Kementerian Sosial telah mendistribusikan bantuan stok penyangga (buffer stok) logistik senilai Rp4,5 miliar berupa makanan, sandang, perlengkapan keluarga dan peralatan evakuasi.

Bantuan buffer stok tersebut didistribusikan ke Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta sampai akhir 2012. Bantuan logistik kembali didistribusikan pada masa tanggap darurat banjir sejak 17-19 Januari 2013 senilai Rp9 miliar.

Bantuan Polri
Sementara itu, Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna mendatangi korban banjir di posko pengungsian Kelurahan dan Puskesmas Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, dengan membawa sejumlah bantuan berupa obat-obatan, makanan dan minuman instan, dan selimut.

"Memberikan dukungan kepada rekan-rekan di lapangan karena Mabes menerjunkan 1.500 anggota Brimob," kata Nanan di Kantor Polsek Penjaringan, Jakarta Utara.

Seluruh bantuan tersebut dipercayakan kepada posko melalui Lurah Penjaringan untuk dikelola, agar semua warga yang menjadi korban banjir mendapat bantuan secara adil dan rata.

"Harapan saya adalah bantuan itu harus sampai kepada yang berhak. Keterlaluan kalau sampai yang tidak berhak ikut menerima juga," tegasnya.

Dia juga mengimbau seluruh pasukan Brimob untuk terus memberikan pengamanan dan pengayoman kepada warga korban banjir, terutama di malam hari, ketika bahaya lebih mengancam

Dipindahkan
Sementara itu, pengungsi korban banjir yang berada di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, mulai dipindahkan karena lokasi jalan tempat penampungan akan digunakan kembali.

Kepala Seksi Operasional Tingkat Kota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Mawardi mengatakan jalanan harus sudah steril dari posko pengungsian pada pukul 14.00 WIB.

"Jalannya harus difungsikan kembali, dan pengungsi sudah harus kembali ke rumah," ucap Mawardi.

Namun, kondisi sejumlah warga belum sepenuhnya memungkinkan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Salah satu warga RT 3/RW 5 Kampung Pulo 5, Endang Suherman mengatakan, dia dan keempat anggota keluarganya belum dapat kembali ke rumah karena air masih membanjiri kediaman mereka sekira 60 centimeter.

"Di rumah masih banjir sampai sepinggang, sementara kalau pindah pos pengungsian terlalu jauh dari rumah. Mau tidak mau saya harus pulang," ujar Endang.

Pengungsi diimbau untuk pindah ke posko pengungsian di GOR Gelanggang Remaja Bidaracina atau Puskesmas terdekat.

Sementara itu, pasokan air bersih untuk warga korban banjir di Kampung Pulo, Jakarta Timur, dihentikan karena aliran listrik di wilayah tersebut sudah menyala.

"Sebagian besar warga menggunakan sumur bor dan aliran listrik sudah menyala, sehingga aliran air sudah pasti bisa terpenuhi," kata koordinator pasokan air bersih, Kapten Cba Dike Kusumaputra di Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Satu unit truk air bersih sudah berada di Jalan Jatinegara Barat sejak Sabtu dinihari (19/1) untuk memasok kebutuhan air bersih bagi korban banjir di Kampung Pulo, Bidaracina dan Kalibata.

Berdasarkan pantauan ANTARA News, sejumlah petugas membereskan tangki-tangki air bersih dari lokasi. Truk tersebut akan dibawa ke Penjaringan, Jakarta Utara, untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi korban banjir di sana.

"Ada instruksi untuk (dibawa) ke Penjaringan. Di sana juga sedang diperiksa apakah air yang ada di sana air payau atau bukan," katanya.

Satu unit truk, hasil kerja sama Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia, dapat memproduksi lima liter air bersih per detik, atau minimal 500.000 liter per hari

Dunia Usaha Merugi
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan dunia usaha setidaknya rugi minimal Rp1 triliun akibat banjir yang melanda ibu kota sejak (15/1) karena banyaknya pengiriman bahan baku yang tertunda.

"Minimal kerugian Rp1 triliun dari berbagai macam industri terutama industri hulu, karena industri hilir kehabisan bahan baku," kata Sofjan Wanandi.

Menurut Sofjan, perkiraan kerugian tersebut belum termasuk laporan kerugian dari beberapa industri, seperti dunia perasuransian, mengingat banyak kendaraan dan korban akibat banjir.

"Masih banyak industri yang belum melaporkan kerugian materinya, tapi industri retail kelihatannya yang terkena dampak paling besar," kata Sofjan.

Ia juga mengatakan, dampak banjir tersebut juga mengganggu bisnis di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).

"Saya dapat informasi bahwa dari sekitar 375 pabrik di JIEP lebih dari setengahnya terpaksa tutup karena buruhnya tidak masuk," ujarnya.

Banjir yang melanda Jakarta membuat pengiriman bahan baku dari ibu kota menuju daerah-daerah industri tersendat, ditambah kapasitas listrik yang belum maksimal di sejumlah daerah, seperti kawasan Pulo Gadung, Tangerang dan Banten.

(Z003/A011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013