Saya harus menghentikan sekaligus `mengubur` rencana pembangunan waduk raksasa itu, setelah Pak Gubernur Jokowi memunculkan ide dan meneruskan pembangunan `deep tunnel` (terowongan bawah tanah),"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan segera mengurungkan niat untuk membangun waduk raksasa di kawasan Depok, Jawa Barat, sebagai salah satu upaya membantu mengatasi banjir di Jakarta.

"Saya harus menghentikan sekaligus `mengubur` rencana pembangunan waduk raksasa itu, setelah Pak Gubernur Jokowi memunculkan ide dan meneruskan pembangunan `deep tunnel` (terowongan bawah tanah)," kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.

Menurut Dahlan, awalnya munculnya gagasannya membangun waduk raksasa di Depok karena ingin Jakarta tidak lagi menjadi langganan banjir seperti yang terjadi pada 2002, 2007, dan pada pekan lalu atau 17 Januari 2013.

"Saya berhenti ngomong itu karena Gubernur merencanakan deep tunnel. Saya tidak follow up lagi BUMN untuk buat waduk raksasa," tegasnya.

Mantan Direktur Utama PT PLN ini menuturkan, dirinya sangat tertarik dengan ide Jokowi yang ingin merealisasikan pembangunan "deep tunnel" di Jakarta.

Pembangunan "deep tunnel" atau sering disebut dengan "smart tunnel" diyakini menjadi salah satu terobosan untuk mengatasi banjir yang kerap mendera Jakarta.

Meskipun pemikiran mantan Walikota Solo ini belum terealisasi namun ia berjanji segera memutuskannya dalam waktu dekat.

Anggaran pembangunan "deep tunnel" yang membentang sepanjang MT Haryono-Pluit tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp16 triliun.

Meski demikian, Dahlan tidak bersedia memberikan penilaian apakah dengan terowongan bawah tanah tersbut apakah ampuh mengatasi banjir di Jakarta.

"Saya tidak menguasai strategi dan teknologi `deep tunnel` sehingga saya tidak tahu bisa atau tidak," ujarnya.

Dahlan sendiri dalam konsep waduk raksasa yang dimaksud akan melibatkan BUMN Karya.

Dahlan juga belum pernah mengungkapkan persis lokasi waduk raksasa yang akan dibangun di Depok tersebut.

Ia hanya mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Jakarta karena tersumbatnya saluran air dan volume air dari atas (Bogor) begitu banyak.

"Ini yang membuat air meluber ke daratan Jakarta. Selain itu, sungai-sungai di Jakarta yang berfungsi saluran air semakin menyempit dan juga sungai itu menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat," kata Dahlan.(R017/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013