Istanbul (ANTARA) - Utusan China urusan Eurasia Li Hui mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menurut keterangan yang diberikan Beijing pada Kamis.

"Kedua pihak saling bertukar pandangan mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina, dan hubungan China-Ukraina," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.

Li, yang ditunjuk Presiden China Xi Jinping bulan lalu sebagai utusan khusus untuk Ukraina, mengadakan kunjungan dua hari ke Kiev, yang berakhir Rabu (17/5).

Pernyataan itu menyebutkan Li juga bertemu dengan sejumlah pejabat senior Ukraina, termasuk Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.

Pernyataan sebelumnya dari Kemenlu Ukraina Ukraina pada Rabu menyebutkan bahwa Kuleba dan Li membahas isu-isu terbaru antara Kiev dengan Beijing, baik dalam level bilateral dan dalam kerangka kerja organisasi internasional.

Kuleba disebutkan berbicara kepada Li mengenai "prinsip-prinsip memulihkan perdamaian yang stabil dan adil dengan mematuhi kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina."

"Dia menekankan bahwa Ukraina tidak menerima usulan apa pun yang menyebabkan negaranya kehilangan atau membekukan konflik," lanjut pernyataan tersebut.

Ukraina menegaskan penarikan Rusia dari wilayahnya sebagai syarat pembicaraan perdamaian dengan Moskow.

Kuleba juga menggarisbawahi pentingnya keterlibatan China dalam mengimplementasikan rencana perdamaian yang diusulkan Zelenskyy selama KTT G-20 di Indonesia.

Peran China dalam menjamin keselamatan nuklir, seperti upaya internasional penting lainnya termasuk kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang mengizinkan ekspor makanan Ukraina ke negara-negara lain, juga masuk dalam agenda, bunyi pernyataan itu.

"Kedua pihak secara terpisah membahas prospek jangka panjang untuk perkembangan hubungan bilateral antara Ukraina dengan China dan sepakat untuk meningkatkan dialog mengenai isu penting dari agenda bilateral dan internasional," menurut pernyataan tersebut.

Li juga mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Ukraina dari kementerian infrastruktur, energi dan pertahanan.

Sambil mengacu pada posisi China dalam solusi politik atas krisis Ukraina, Li mengatakan: “Tidak ada obat mujarab untuk menyelesaikan krisis."

"Semua pihak perlu memulai dari mereka sendiri, memupuk rasa saling percaya, dan menciptakan kondisi untuk mengakhiri perang dan pembicaraan perdamaian," ujar Li kepada para pejabat Ukraina, menurut pernyataan itu.

“China bersedia mendorong komunitas internasional untuk membentuk sikap bersama dalam menyelesaikan krisis Ukraina, dan melakukan upaya untuk menghentikan perang, untuk gencatan senjata, dan memulihkan perdamaian secepatnya," kata Li, menambahkan.

Pihak Ukraina "menyambut China untuk berperan aktif dalam mengakhiri perang dan memulihkan perdamaian," tegas pernyataan itu.

Kiev disebutkan meyakinkan utusan China tentang kepatuhannya pada prinsip satu-China.

Penunjukan Li sebagai utusan khusus untuk Ukraina muncul setelah Xi melakukan percakapan telepon pertama kali dengan Zelenskyy bulan lalu sejak perang Moskow-Kiev mulai berlangsung pada Februari 2022.

Selain Ukraina, Li akan mengunjungi Polandia, Prancis, Jerman, dan Rusia untuk menemukan solusi atas krisis Ukraina.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ukraina tolak proposal perdamaian China bila harus serahkan wilayah

Baca juga: China komunikasi dengan semua pihak demi gencatan senjata di Ukraina


 

China sambut baik negosiasi damai Ukraina-Rusia

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023