Tunis (ANTARA) - Radio Mosaique, stasiun radio paling populer di Tunisia, pada Kamis menyatakan dua reporternya yang kerap mengkritik Presiden Kais Saied, dipanggil oleh polisi untuk diperiksa.

Peristiwa ini terjadi di tengah kekhawatiran yang semakin kuat terhadap tekanan yang dilakukan pemerintah kepada media.

Menurut radio tersebut, reporter Haythem El Mekki dan Elyess Gharbi akan diperiksa polisi Jumat ini dalam penyelidikan yang berkaitan dengan isi pemberitaan.

Polisi dan juru bicara Kementerian Dalam Negeri belum mau menanggapi pemberitaan soal ini.

El Mekki yang menjadi penyiar Radio Mosaique beberapa waktu lalu mengkritik kebijakan Saied.

Dia juga mengungkapkan kekhawatiran atas metode rekrutmen polisi di negara itu setelah seorang Garda Nasional membunuh dua pengunjung dan tiga polisi dalam serangan terhadap sinagoga Yahudi beberapa waktu lalu.

Baca juga: Empat tewas akibat penyerangan di dekat sinagoge di Tunisia

Tahun ini pemerintah Tunisia mengambil langkah keras terhadap pemimpin oposisi dan pihak-pihak yang kritis, termasuk menangkap Nourredine Boutar, bos Radio Mosaique.   Langkah ini dikecam Barat dan organisasi-organisasi hak azasi manusia.

Kebebasan pers dan berpendapat mendapatkan angin segar di Tunisia setelah revolusi 2011 yang menumbangkan Presiden Zine Al Abidine Ben Ali dan memicu revolusi Arab Springs.

Namun, para aktivis dan wartawan mengatakan bahwa kebebasan berpendapat sekarang menghadapi ancaman serius dari pemerintahan Saied.

Kamis kemarin Lusinan wartawan dan aktivis melancarkan protes terhadap pengekangan kebebasan dan pengadilan yang menyasar  wartawan serta pegiat media sosial.

"Ini masa yang gelap. Kebebasan berbicara semakin dikekang. Sekitar 20 wartawan dan blogger diincar karena postingan dan pendapat mereka terhadap penguasa," kata ketua persatuan wartawan Mahdi Jlassi kepada Reuters.

Baca juga: Jumlah korban tewas kecelakaan kapal imigran di Tunisia jadi 25 jiwa

Sumber: Reuters

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023