Untuk rupiah hari ini masih tertekan sentimen potensi gagal bayar AS jika plafon utang tidak dinaikkan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan melemah 61,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp14.930 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp14.868 per dolar AS.

Sepanjang hari, pergerakan rupiah dibuka dari Rp14.908 per dolar AS hingga Rp14.975 per dolar AS.

“Untuk rupiah hari ini masih tertekan sentimen potensi gagal bayar AS jika plafon utang tidak dinaikkan,” kata Analis ICDX Revandra Aritama ketika ditanya ANTARA, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Analis sebut rupiah masih akan terus melemah

Selain itu, pasar juga mewaspadai potensi kenaikan suku bunga AS lebih lanjut. Pasar disebut sedang menunggu pernyataan resmi dari The Fed untuk melihat peluang perubahan nilai suku bunga pada bulan Juni 2023.

“Kedua kondisi ini menjadi sentimen utama yang menekan posisi rupiah menjelang akhir pekan ini,” ujarnya.

Menurut Revandra, bagaimana AS menghadapi situasi utang berpeluang menjadi penggerak utama dalam pergerakan mata uang dolar AS.

Di dalam negeri Indonesia, kondisi data ekonomi dinyatakan relatif baik. Data inflasi, neraca perdagangan, dan program untuk menyimpan dolar sudah dijalankan kendati kondisi AS berpengaruh besar terhadap dolar AS.

“Namun, dengan kondisi Indonesia yang baik, peluang untuk rupiah lanjut menguat pasca kondisi utang AS juga terbuka,” ucap Revandra.

Senada, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah berpeluang menguat apabila masalah gagal bayar obligasi AS pada Juni 2023 teratasi.

“Antisipasi yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah BI (Bank Indonesia) harus melakukan intervensi utama dari DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), itu yang utama. Di sisi lain juga, bahwa hingar politik saat ini yang terus memanas bisa membawa pelemahan mata uang rupiah, sehingga menteri-menteri pemerintahan Presiden Jokowi harus siap mengantisipasi mungkin dengan cara BLT (Bantuan Langsung Tunai), bansos (bantuan sosial). Ini harus segera dikeluarkan kembali guna mengangkat konsumsi masyarakat agar kembali menggeliat,” ungkap Ibrahim.

Baca juga: Rupiah pada Jumat pagi turun jadi Rp14.915 per dolar AS

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023