...orang-orang bersenjata yang naik sepeda-motor menembaki kendaraan mereka."
Karachi (ANTARA News) - Seorang politikus Pakistan ditembak mati di Karachi dalam pembunuhan kedua semacam itu selama sepekan ini, kata polisi, Rabu.

Korban, Mian Taimur, adalah seorang pemimpin di provinsi wilayah selatan, Sindh, untuk Liga-N Muslim Pakistan, partai oposisi utama yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, lapor AFP.

"Mian Taimur dan ayahnya tewas ketika orang-orang bersenjata yang naik sepeda-motor menembaki kendaraan mereka," kata juru bicara kepolisian Imran Shaukat.

Serangan Selasa larut malam itu berlangsung di daerah kelas atas Defence. Taimur adalah wakil sekretaris partai itu di Sindh, yang beribu kota Karachi.

Juru bicara itu mengatakan, sembilan orang lain tewas ditembak dalam pembunuhan bertarget di kota itu dalam 24 jam terakhir.

Seorang pejabat keamanan mengkonfirmasi jumlah kematian itu dan mengatakan, seorang dokter termasuk diantara mereka yang tewas.

Kamis lalu, seorang anggota parlemen Pakistan dari mitra koalisi pemerintah tewas bersama tiga pengawalnya dalam serangan penembakan di Karachi.

Manzar Imam (42) adalah anggota Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), partai politik yang mendominasi Karachi dan mitra koalisi pemerintah federal yang dipimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP) kubu Presiden Asif Ali Zardari.

Keadaan tegang di Karachi tak lama setelah penembakan Kamis. Banyak toko tutup dan orang bergegas pulang untuk menghindari kekerasan yang mungkin terjadi.

Kematian anggota parlemen MQM Raza Haider dalam serangan pada Agustus 2010 menyulut gelombang kekerasan etnik dan politik yang menewaskan puluhan orang.

Tahun 2012 merupakan masa paling mematikan di Karachi dalam dua dasawarsa ini, dimana sekitar 2.000 orang tewas dalam kekerasan yang berkaitan dengan ketegangan etnik dan politik, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai pemilihan umum yang akan berlangsung tahun ini.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013