Yogyakarta (ANTARA News) - Abu vulkanik yang keluar dari gunung api termasuk Gunung Merapi dapat mematikan mesin jet pesawat terbang, sehingga membahayakan penerbangan yang melintas di sekitar gunung api tersebut. "Abu vulkanik itu mengandung silika sehingga jika tersedot mesin jet akan meleleh dan mematikan putaran mesin pesawat terbang," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Drs Subandriyo MSi di Yogyakarta, Jumat. Akibat mesin mati, menurut dia, pesawat terbang itu akan kehilangan daya dan keseimbangannya menjadi labil, yang kemudian pesawat akan sulit dikuasai dan bisa jatuh. "Peristiwa mesin jet mati terkena abu vulkanik pernah terjadi sekitar 1980, yang menimpa pesawat milik KLM Belanda yang melintas di Gunung Galunggung yang sedang dalam proses erupsi," katanya. Ia mengatakan, mesin jet pesawat itu menyedot abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Galunggung sehingga dua mesin yang menjadi motor penggerak pesawat sempat mati. "Setelah diperiksa ternyata terdapat abu vulkanik yang cukup banyak di dalam dua mesin jet pesawat tersebut," katanya. Ia mengemukakan, meskipun ketinggian hujan abu vulkanik yang terjadi tidak terlalu tinggi hanya sekitar satu kilometer. Namun, abu vulkanik yang terbawa angin dapat mencapai ketinggian lebih dari 3.000 meter. "Abu vulkanik yang terbawa angin itulah yang membahayakan penerbangan karena ketinggiannya mencapai tinggi yang biasanya digunakan untuk penerbangan," katanya. Oleh karena itu, menurut dia, ada kewajiban bagi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk melaporkan setiap gunung api yang sedang dalam proses erupsi pada otoritas penerbangan. "Dengan demikian, otoritas penerbangan dapat menentukan langkah terbaik yang akan diambil terkait dengan proses erupsi gunung api tersebut bagi penerbangan," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006